Satu atau dua hari sebelum Lebaran, mayoritas umat Muslim sudah sibuk mengolah berbagai masakan khas Lebaran seperti ketupat dan opor ayam. Biasanya porsi masakan sengaja dibuat agak banyak karena akan dijadikan hantaran untuk sanak keluarga.
Mengantar makanan jelang Lebaran sudah jadi tradisi turun temurun, secara umum dikenal dengan sebutan 'ater-ater' namun beberapa daerah juga menyebutnya rantangan Lebaran, munjung hingga tenongan.
Berikut fakta menarik soal tradisi hantaran makanan yang masih lestari hingga saat ini.
1. Istilah ater-ater penganan
Foto: istimewa
|
1. Istilah ater-ater penganan
Arkeolog sekaligus Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang, M. Dwi Cahyono mengatakan istilah 'ater-ater' acapkali dikombinasikan dengan kata panganan yang menunjuk pada aktifitas mengantarkan atau membawa makanan dari seseorang atau suatu keluarga ke orang atau keluarga lainnya pada waktu tertentu dengan maksud tertentu.
Di lingkungan masyarakat Jawa, ater-ater panganan telah dilakukan sejak lama, lintas generasi, sehingga cukup alasan untuk menyatakannya sebagai salah satu tradisi. Tradisi mengantar makanan ini kebanyakkan diadakan pada minggu terakhir bulan Ramadhan yakni sekitar tanggal 21 hingga 27 Ramadhan.
Tujuan dilakukannya tradisi ini tak lain sebagai pernyataan syukur bahwa bulan suci Ramadhan menjelang berakhir, segera berganti dengan bulan Syawal, dimana tiba Hari Raya Idul Fitri. Tak ada yang tahu pasti kapan awal tradisi ini dilakukan, yang pasti masyarakat masih terus melestarikannya.
2. Mempererat tali silaturahmi
Foto: istimewa
|
2. Mempererat tali silaturahmi
Tradisi menghantar makanan memiliki filosofi mendalam. Kegiatan ini mengajarkan pentingnya menyambung dan mempererat tali silaturahmi. Selain itu, tradisi hantar makanan juga mengajarkan pentingnya berbagi dengan sesama.
Ater-ater dilakukan untuk menyambung dan mempererat tali silaturrahmi antar keluarga atau tetangga. Pada hari yang sama atau hari sesudahnya keluarga pelaksana ater-ater juga mendapat hantaran makanan dari keluarga lain, sehingga tercipta tukar-menukar panganan. Dengan dilaksanakan tradisi ini diyakini dapat memperlancar rejeki serta memperpanjang usia dan di jauhkan dari mara bahaya.
Biasanya hantaran makanan akan dilakukan oleh anak yang sudah menikah kepada orang tua sebagai ungkapan hormat sekaligus kasih sayang. Namun biasa juga dilakukan antar keluarga atau tetangga.
Baca juga : Sejarah Panjang Rantang, Wadah Makan Klasik yang Tetap Populer
3. Makanan hantaran
Foto: istimewa
|
3. Makanan hantaran
Tidak ada pakem khusus yang mengatur hantaran makanan Lebaran ini. Makanan bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.
Sejak dahulu, makanan yang biasa jadi hantaran adalah masakan tradisonal yang hadir sebagai suguhan lebaran. Seperti ketupat, opor ayam dan lauk lainnya. Hantaran rantang lebaran juga kerap di selingi kudapan tradisional hingga kue manis yang memang hanya tersaji ketika Lebaran.
Isian rantang Lebaran biasanya secara tidak langsung menunjukkan status sosial seseorang. Tetapi kembali lagi pada niat awalnya sebagai media silaturahmi, terkadang isian rantang Lebaran tidak dijadikan patokan. Makna sesungguhnya dari hantaran ini adalah silaturahmi dan saling berbagi.
4. Sebutan Rantang Lebaran bagi masyarakat Betawi
Foto: istimewa
|
4. Sebutan Rantang Lebaran bagi masyarakat Betawi
Rantang Lebaran adalah tradisi hantar-menghantarkan rantang jelang Lebaran yang banyak dilakukan orang Betawi. Satu set rantang biasanya terdiri atas empat mangkukan, disusun rapi ketas dan diberi pengait satu sama lain.
Sebelum populer dengan rantang, orang-orang lebih dulu mengenal tenong. Wadah tradisional ini terbuat dari bambu ataupu logam. Tenong merupakan wadah khas Nusantara, yang kini hanya keluar di acara-acara adat tertentu di sejumlah daerah. Fungsinya sebagai wadah pembawa makanan.
Sehari sebelum Lebaran, masyarakat akan sibuk bepergian membawa rantang atau tenong berisi makanan untuk sanak keluarga. Kini di Jakarta, tradisi ini masih dilakukan namun dengan cara yang lebih modern.
Baca juga : Munjung, Meugang hingga Ngejot, Tradisi Lebaran Unik di Berbagai Daerah
5. Rantang Lebaran modern
Foto: Instagram
|
5. Rantang Lebaran modern
Saat ini tradisi hantaran makanan memang masih dilakukan namun dengan cara yang lebih modern. Orang-orang yang tak sempat memasak banyak, memilih untuk menggunakan jasa catering rantang lebaran. Tujuannya sama, hanya saja sistem kerjanya yang lebih modern.
Orang yang mengantar makanan akan memesan makanan catering kemudian rantang Lebaran akan dikirimkan oleh jasa catering ini ke alamat yang dituju. Selain makanan berat seperti lauk matang, kini hantaran Lebaran modern juga bisa berupa hampers atau bingkisan Lebaran.
Isiannya tetap makanan namun dalam versi modern, bisa berupa sirup, biskuit hingga kudapan lain yang bisa jadi suguhan. Meskipun caranya berbeda tapi tetap makna dan tujuannya sama yakni mempererat silaturahmi.
Halaman 2 dari 6