Jika berkunjung ke Jogja, belum lengkap rasanya jika tak mencicip atau membawa bakpia sebagai oleh-oleh. Ya, bakpia seolah jadi penganan wajib yang dibawa usai menjejakkan kaki di kota Pelajar.
Kini sangat banyak varian bakpia yang bisa jadi pilihan, tetapi ada satu jenis bakpia yang melegenda yakni bakpia pathuk. Bakpia gaya klasik ini kabarnya sudah ada sejak tahun 1930-an.
Tak bisa dipungkiri, bakpia kini jadi kudapan favorit semua kalangan. Saat ini juga isian bakpia sudah beragam seperti cokelat,keju, durian hingga matcha yang kekinian. Tapi tetap bentuk dan sensasi rasa klasiknya tetap hadir memanjakan lidah.
Berikut fakta seputar bakpia pathuk yang jadi ikon oleh-oleh Jogja.
1. Berasal dari China
Foto: istimewa
|
1. Berasal dari China
Meski dikenal sebagai oleh-oleh khas Jogja, bakpia punya sejarah panjang. Kudapan berbentuk bulat pipih ini berasal dari negeri tirai bambu alias China.
Di China, kue ini bernama "Tou Luk Pia" yang artinya adalah kue pia kacang hijau. Sementara istilah bakpia sendiri berasal dari Bahasa Tionghoa dialek Hokkian yaitu kata "bak" yang berarti daging dan "pia" yang berarti kue. Secara harfiah berarti kue isi daging.
Di negeri asalnya, bakpia memiliki ukuran yang lebih besar daripada bakpia pathuk yang kini kita kenal. Isiannya juga daging, namun setelah mengalami penyesuaian akhirnya bakpia diberi isian kacang hijau.
Baca juga : Masih Ada di Jogja? 5 Bakpia Ini Bisa Jadi Oleh-oleh
2. Pertama kali diolah oleh keluarga asal China
Foto: istimewa
|
2. Pertama kali diolah oleh keluarga asal China
Banyak sumber menyebutkan kalau resep bakpia dibawa oleh para imigran China di awal abad ke-20. Di Jogja, bakpia mulai diperkenalkan pada tahun 1930-an. Dahulu yang mengolah adalah orang-orang keturunan China yang tinggal di Jogja.
Bakpia awalnya bukan makanan komersial melainkan makanan tradisi karena hanya diolah dan disajikan ketika perayaan hari besar China. Layaknya kue keranjang, dahulu bakpia juga hanya hadir saat momen Imlek.
Yang menyantap bakpia saat itu juga hanyalah orang-orang China karena masyarakat Jogja belum mengenal makanan ini. Saat Imlek, bakpia jadi kudapan yang hadir sebagai jamuan keluarga.
3. Bakpia awalnya berisi daging babi
Foto: istimewa
|
3. Bakpia awalnya berisi daging babi
Banyak orang mengatakan resep bakpia pertama kali diperkenalkan oleh Kwik Sun Kwok di tahun 1940-an. Ia lantas mencoba peruntungan dengan membuat bakpia. Bakpia buatannya masih dibuat secara autentik dengan resep China, termasuk menggunakan daging dan minyak babi sebagai isian.
Namun setelah mengenal kultur masyarakat Jogja, Kwik Sun Kwok akhirnya mengganti isian daging babi dengan kacang hijau. Ternyata bakpia isi kacang hijau ini disukai banyak orang. Suksesnya usaha bakpia Kwik Sun Kwok kemudian dilirik oleh Niti Gurnito yang saat itu menyewakan lahan usaha untuk Kwik Sun Kwok.
Bakpia buatan Niti Gurnito punya ukuran lebih kecil dengan lapisan kulit lebih tebal. Bakpia ini kemudian dijajakan keliling menggunakan pikulan kayu. Banyak warga lokal yang kemudian memilih membeli bakpia Niti Gurnito.
Baca juga : 10 Kuliner Jogja yang Enak dan Hits, Kamu Harus Coba!
4. Pembuat bakpia di jalan Pathuk
Foto: istimewa
|
4. Pembuat bakpia di jalan Pathuk
Sahabat Kwik Sun Kwok, Liem Bok Sing yang biasa menyuplai arang pun ikut membuat bakpia. Tahun 1948 Liem membuat dan menjual bakpia di Jalan Pathuk.
Mulai dari sini banyak masyarakat yang ikut membuat dan menjual bakpia. Bakpia di sini pula dikenal dengan sebutan bakpia pathuk. Jadi tak heran banyak merek bakpia yang memberi embel-embel nama pathuk yang sesuai dengan nama lokasi dibuatnya bakpia.
Tahun 1980-an usaha bakpia yang dikelola Liem akhirnya berkembang pesat. Bakpia versi Liem ini punya kulit lebih tipis, permukaan berwarna kecoklatan dan lebih lembut.
5. Jalan Pathuk jadi kampung bakpia
Foto: iStock
|
5. Jalan Pathuk jadi kampung bakpia
Mulai era 1980-an bakpia yang telah mengalami metamorfosis resep akhirnya menjadi makanan khas Yogyakarta. Kawasan Pathuk, yang melingkupi Kampung Sanggrahan, Kampung Ngadiwinatan bagian utara, Kampung Ngampilan bagian utara, Kampung Purwodiningratan bagian utara, dan Kampung Pathuk bagian barat, dinobatkan sebagai kampung bakpia.
Tahun 1992 ialah periode "booming" Bakpia Pathuk dan itu berlangsung hingga saat ini. Penganan bakpia khas Yogyakarta kini berkembang luas tak hanya berpusat di Pathuk. Ada pula Bakpia Minomartani di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman dan Bakpia Japon di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul.
Pemerintah Kota Yogyakarta turut serta mendorong perkembangan Bakpia Pathuk di Sentra Industri Bakpia di Pathuk, Ngampilan, Yogyakarta, yang memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan lebih luas. Terutama untuk menjadikan Pathuk sebagai kampung wisata. Selain menyediakan oleh-oleh khas, wisatawan juga dapat menyaksikan serta membuat olahan Bakpia secara langsung.
Halaman 2 dari 6