Suasana berpuasa di Nigeria di tengah pandemi COVID-19 dipengaruhi dengan persediaan makanan. Itu karena pasar yang hanya buka 2 kali dalam seminggu.
Seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi COVID-19. Tentu itu menjadi hal yang sulit bagi mereka, karena adanya pemberlakuan lockdown, sehingga masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas banyak seperti biasa.
Termasuk membeli bahan makanan untuk hidangan berbuka dan sahur. Seperti yang terjadi di Abuja, Nigeria. Pasalnya, pasar yang ada di sana hanya buka dua kali selama seminggu. Saat beroperasi pun, pasar tersebut juga hanya buka selama beberapa jam saja.
![]() |
Hal tersebut membuat masyarakat mau tidak mau memborong beberapa bahan makanan untuk persediaan. Sementara bagi masyarakat yang tidak mampu tidak bisa melakukan hal banyak, kini mereka tengah berjuang untuk bertahan selama puasa di tengah pandemi COVID-19.
"Kita bisa tinggal di rumah, tetapi apa yang akan kita makan di rumah?," ujar Abdulsalam Saidat Adenike, salah satu masyarakat, seperti yang dikutip dari Al Jazeera (10/05).
Lebih lanjut, Abdulsalam juga menceritakan bahwa orang-orang yang ada di pasar adalah orang-orang yang memiliki uang untuk membeli. Sementara beberapa orang di rumah bahkan tidak memiliki satu cangkir beras untuk dimakan.
![]() |
Baca Juga : Begini Pengalaman Berpuasa Acha Septriasa yang Tinggal di Australia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berpuasa perlu makanan dua kali, saat sahur dan saat berbuka. Jadi tidak mungkin bagi saya untuk berpuasa tanpa makanan," ujar Abdulsalam
Kota Abuja telah diberlakukan lockdown sejak 30 Maret lalu dan pembatasan-pembatasan ini telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, dan membuat keluarga-keluarga berjuang tanpa penghasilan.
Namun, pemerintah setempat dilaporkan mulai secara bertahap mengurangi pembatasan di ibu kota. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan kepada keluarga yang tidak mampu berupa uang tunai bulanan dan paket makanan.
Sayangnya, beberapa keluarga mengatakan mereka belum menerima bantuan apapun. Dengan populasi Muslim terbesar di Afrika Barat, banyak orang di Nigeria yang mengaku bahwa lockdown telah membuat mereka rentan selama bulan suci Ramadhan.
![]() |
"Lockdown yang dilakukan ini benar-benar mengganggu kita karena tidak ada pekerjaan, tidak ada makanan, saya punya istri dan anak-anak. Lalu bagaimana kita bisa memberi makam keluarga kita kalau tidak punya uang?," ujar Bilyaminu, masyarakat di Abuja.
Padahal sebelum ada virus corona, ramadhan di Abuja sering melakukan pertemuan komunitas. Seperti buka puasa dan sholat bersama. Itu semua berubah semenjak virus corona datang. Bahkan sebagian besar masjid sekarang menyiarkan khotbahnya secara online.
Baca Juga : Cerita WNI Puasa di Korea Hingga Pengalaman Berpuasa 22 Jam di Finlandia
(dvs/odi)