Viral Kasus ABK Pencari Ikan di Kapal China, Ini 5 Kasus Serupa yang Pernah Terjadi

Viral Kasus ABK Pencari Ikan di Kapal China, Ini 5 Kasus Serupa yang Pernah Terjadi

Riska Fitria - detikFood
Jumat, 08 Mei 2020 15:30 WIB
Viral Kasus ABK Pencari Ikan di Kapal China, Ini 5 Kasus Serupa yang Pernah Terjadi
Jakarta -

Viral kasus ABK WNI yang dieksploitasi di kapal China. Sebelum kasus itu, juga ada beberapa kasus serupa yang bikin miris.

Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan kasus WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) pencari ikan di kapal China. Dalam kasus tersebut WNI yang gugur saat bekerja, jenazahnya langsung dibuang ke lautan lepas.

Selain itu masih banyak kekejian yang diterima mereka selama bekerja. Kasus tersebut masuk ke Indonesia setelah diungkap oleh youtuber Korea Reomit dan menjadi viral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya juga pernah ada beberapa kasus serupa yang dialami oleh ABK asal Indonesia. Berikut 5 rangkumannya.

ABK WNI Di Kapal China

- Foto: iStock
Baru-baru ini viral soal kisah para ABK WNI yang dieksploitasi di kapal China. Kisah tersebut viral setelah diungkap oleh youtuber bernama Jang Hansol melalui channel youtubenya, Korea Reomit.

Dalam video tersebut ia mengulas pemberitaan dari stasiun TV MBC tentang kisah WNI yang bekerja sebagai ABK untuk mencari ikan di kapal China. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh para ABK selama 18 jam dengan gaji Rp. 135.350 per bulan.

Parahnya lagi jika ABK tersebut jatuh sakit karena kelelahan hingga meninggal, maka jenazahnya langsung dibuang ke laut saat itu juga. Tak hanya itu, kisah menyedihkan juga diceritakan oleh beberapa ABK asal Indonesia lainnya.

Ia mengaku bahwa untuk untuk minum mereka diizinkan minum air laut, sementara ABK asal China minum air botolan dari tanah. Padahal setiap kali minum air laut, ia merasa seperti ada dahak yang keluar dari tenggorokan. Kasus ini telah dilaporkan ke pihak terkait.

ABK WNI Di Kapal Amerika

- Foto: iStock
Kisah menyedihkan ABK ini terjadi pada WNI bernama Abdul Fatah dan Sorihin kabur. Pada 2016 lalu, mereka bekerja sebagai pencari ikan tuna di kapal yang berbasis di Honolulu, Amerika Serikat.

Saat itu ia dipaksa bekerja selama 20 jam lamanya oleh pemilik dan kapten kapal bernama Thoai Nguyen asal California. Parahnya lagi, mereka tidak diberi tunjangan medis, bahkan diancam harus membayar denda jika meninggalkan kapal.

Selain itu, para pencari ikan itu juga harus berenang dari satu kapal ke kapal lainnya sebelum berlayar menuju Honolulu untuk mencari ikan. Itu dilakukan untuk menghindari biaya docking, lapor Associated Press (22/09/16).

Ditambahkan kapten kapal yang selalu melontarkan kata-kata kasar. Mereka juga hanya diberikan alat pelindung yang sudah tidak layak. Jika menginginkan yang baru mereka diminta untuk membelinya. Beruntung mereka berhasil menyelamatkan diri.

Baca Juga : Tertusuk Ikan Hingga Tewas, 5 Kejadian Tragis saat Memancing Ikan https://food.detik.com/info-kuliner/d-4868875/tertusuk-ikan-hingga-tewas-5-kejadian-tragis-saat-memancing-ikan

ABK WNI di Kapal China

- Foto: iStock
Perlakuan buruk yang dirasakan ABK saat mencari ikan di kapal China baru-baru ini bukan yang pertama. Sebelumnya juga pernah terjadi pada WNI bernama Muhammad Rizki dan Aditya Mahendra pada Desember 2018 lalu.

Saat itu, mereka bekerja di kapal Zhong Ju 18 untuk mencari cumi-cumid di Peru. Kemudian, mereka dipindahkan ke kapal Run Da 610 yang bertugas di Samudera Pasifik. Padahal saat melamar pekerja mereka dijanjikan bekerja di kapal Korea untuk mencari ikan tuna.

Ada perjanjian dalam pekerjaan yang berisikan mereka tidak mendapat gaji mereka selama 4 bulan bekerja karena dimasukkan sebagai 'uang jaminan'. Setelah 5 bulan baru mereka akan dikirimkan gaji. Namun, sayangnya gaji itu tak pernah masuk ke rekening mereka.

Sementara untuk yang di atas kapal mereka yang menerima sekitar 2 juta untuk 3 bulan masa kerja. Dalam sehari mereka bekerja selama 12 jam. Mereka juga kerap mendapat makian kasar dari kapten saat hasil pancingan minim.

ABK WNI di Kapal Taiwan

- Foto: iStock

Ada seorang WNI yang diperbudak saat bekerja sebagai ABK pencari ikan di kapal Taiwan 2016 lalu. WNI tersebut adalah seorang pria berinisial IU asal Banyumas, Jawa Tengah. Awalnya ia ditawari untuk menjadi ABK dengan janji manis berupa gaji tinggi dan segala fasilitasnya.

Namun, saat mendaftar ia justru diminta untuk membayar sejumlah uang yang tak sedikit dengan alasan untuk jaminan dan keperluannya selama di kapal. Perekrut mengatakan bahwa ia akan dipekerjakan di Taiwan, tetapi ia malah diterbangke ke Gabon, Afrika Tengah.

Ia dan ABK yang lain diperintahkan untuk menangkap segala jenis ikan yang ada di laut, termasuk ikan hiu untuk diambil siripnya. Soal gaji, ia juga tidak mendapat haknya. Bulan pertama ia tidak diberikan gaji.

Sementara bulan ke-2 dan selanjutnya gajinya tidak sesuai yang dijanjikan. Setiap bulan ia hanya mendapat gaji sebesar 3,6 juta dengan risiko pekerjaannya yang tinggi. Sehari ia bekerja selama 20 jam. Parahnya lagi, ia sering menerima kekerasan fisik. Kasus ini juga telah dilaporkan.

ABK WNI di Benjina

- Foto: iStock
Kasus perbudakan dari ABK di Benjina juga ikut disorot setelah disebut oleh Susi Pudjiastuti dalam cuitannya. Dalam cuitannya ia mengatakan bahwa ABK WNI yang dipekerjakan di perairan Somalia ada yang mati kelaparan.

Dikutip dari Associated Press (AP) (9/4/2015) para ABK yang bekerja ditugaskan untuk mencari ikan, cumi-cumi, udang, kakap, kerapu dan jenis ikan lainnya. Hasil tangkapan itu kemudian dikirim ke Thailand.

Selain itu, terjadi juga penyiksaan dimana ABK dipaksa untuk minum air yang kotor. Mereka juga kerap menerima kekerasan fisik dari kapten. Apalagi mereka juga tidak menerima gaji seperti yang dijanjikan.

Bahkan ada yang sama sekali tidak dibayar. Hasil laut yang ditangkap oleh ABK itu kemudian dijual di toko-toko kelontong di Amerika.

Baca Juga : Permen hingga Minuman Soda, Umpan Unik Buat Mancing Ikan Lele

Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads