Untuk mencegah penyebaran virus corona, pemerintah Malaysia telah memberlakukan Movement Control Order (MCO). Alhasil membuat kegiatan masyarakat menjadi terhenti, sehingga membuat petani mengalami kerugian.
Kebanyakan hasil panen petani tidak laku terjual karena banyak tempat-tempat umum yang sudah menutup pintu. Seperti yang dialami oleh seorang petani timun yang berada di Pahang, Malaysia.
![]() |
Dilansir dari World of Buzz (22/04) petani berusia 60 tahun itu telah berhasil memanen timun sebanyak lebih dari 3.000 kilogram di tengah pandemi COVID-19. Kemudian hasil panen itu hanya laku terjual sekitar 2.000 kilogram saja.
Sementara 1.000 kilogram tidak laku terjual. Selain banyak tempat umum yang menutup pintu, petani itu juga terkendala oleh sulitnya menemukan transportasi saat masa MCO.
Baca Juga : Dampak Virus Corona, 5 Hasil Panen Ini Terpaksa Dibuang karena Tak Laku
|
Oleh karena itu daripada hasil panen terbuang sia-sia, petani ini memilih untuk mendonasikan hasil panennya tersebut untuk masyarakat luas yang menginginkan.
Timun-timun tersebut ia titipkan ke toko-toko di kawasan Ulu Cheka. Atau masyarakat juga bisa langsung datang ke kebun milik si petani dan kamu dapat memilih sendiri mentimun tersebut.
Petani timun ini bukan satu-satunya petani yang mengalami kerugian. Di India, para petani strawberry juga mengalami hal yang sama karena imbas dari virus corona.
Namun, petani tersebut memilih memanfaatkan buah strawberry hasil panennya tersebut untuk dijadikan pakan sapi ternaknya. Bahkan ada yang lebih parah dari ini.
Para petani di Amerika terpaksa harus membuang sayuran, buah hingga susu hasil panennya begitu saja, karena sudah tidak memungkinkan lagi jika didonasikan. Mengingat kesegaran produk alam tersebut kian menyusut.
Baca Juga : Dampak Virus Corona, Petani Buang Jutaan Galon Susu yang Tak Laku
(dvs/odi)