Starbucks punya banyak penggemar di Jepang. Jadi ketika ratusan gerai ini terpaksa tutup terkait pandemi virus Corona orang-orang justru rela antre di hari terakhir gerai ini buka.
Di negeri Sakura, ada lebih dari 1.200 cabang Starbucks, termasuk Reserve Roastery terbesar kedua di dunia. Banyak menu terbaru Starbucks yang hadir pertama kali atau terbatas hanya di Jepang. Jepang juga jadi negara istimewa karena produk koleksi perlengkapan minum langsung dijual di Jepang sebelum negara lain.
Penggemar Starbucks di Jepang juga tak kalah setia. Dilansir dari SoraNews (14/4) para pelanggan Starbucks dengan setia rela antre panjang saat tahu kalau gerai kopi ini akan tutup sementara terkait COVID-19.
![]() |
Baca juga : Yuk! Intip 6 Gerai Starbucks yang Unik dan Hanya Ada di Jepang Ini
Managemen pusat Starbucks Jepang dengan cepat mengambil langkah-langkah untuk melindungi staf dan pelanggan selama tahap awal wabah virus Corona. Kini langkah yang diambil lebih tegas setelah pemerintah menetapkan tujuh prefektur di Jepang sebagai kawasan darurat. Seluruh warga masyarakat diminta untuk diam di rumah.
Pihak Starbucks mengambil langkah dengan menutup 850 gerai di Jepang. Penutupan mulai berlaku dari 9 April di tujuh prefektur kawasan darurat yakni Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Osaka, Hyogo dan Fukuoka. Saking setianya, para pelanggan Starbucks seolah kompak mengantre di gerai-gerai Starbucks di kota mereka. Antrean bahkan sudah mengular sejak gerai belum dibuka.
Ramainya antrean Starbucks juga jadi bahan perbincangan publik di media sosial. Pengguna akun twitter @iiiikasu memamerkan foto beberapa gerai Starbucks yang dalam keadaan ramai di Stasiun Kamata, Osaka. Pemandangan ini justru tampak miris, mengingat saat ini harus menjaga jarak untuk mengurangi dampak virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tidakkah orang-orang menyadari alasan Starbucks tutup adalah untuk menghentikan orang-orang berkumpul di dekat toko mereka?" kata satu netizen.
"Saya mengerti kalau sebuah toko akan ditutup, orang-orang langsung ingin pergi ke sana, tetapi ayolah - mereka harus memahami keseriusan situasi saat ini," timpal netizen lainnya.
Menjelang deklarasi darurat, pemerintah Jepang juga secara khusus meminta orang-orang untuk tidak keluar pada malam hari dan pada akhir pekan. Selain itu, menjaga jarak antar orang juga jadi hal yang banyak dikampanyekan di Jepang.
Baca juga : Kocaknya Pengalaman Mahasiswa Padang Saat Pertama Kali Jajan Starbucks
(dvs/odi)