Pada tahun 1936, sebuah keluarga asal Rusia kabur ke dalam hutan belantara di wilayah Siberia, untuk menghindari pembersihan etnis. Saat itu pria bernama Karp Lykov, dengan istrinya, Akulina, serta dua anaknya pergi ke dalam hutan.
Mereka hanya membawa beberapa peralatan dari rumah mereka, dan membangun rumah di dalam hutan yang tak berpenghuni dengan peralatan dan bahan-bahan seadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Terdampar di Laut, 5 Nelayan Ini Bertahan Hidup Makan Ikan hingga Darah Burung
Kabur ke dalam Hutan
Foto: Istimewa
|
Mereka pun pindah ke dalam hutan dari tahun 1936. Di sana, Karp membawa istrinya yaitu Akulina. Kemudian dengan dua anaknya, satu berusia 9 tahun dan satu lagi berusia 2 tahun.
Mereka pun bertahan hidup dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada, dan mulai berkebun agar mereka tetap bisa makan. Beberapa tahun tinggal di hutan, mereka memiliki dua anak lagi, yang tak pernah tahu ada dunia di luar hutan.
Sangat Terisolasi
Foto: Istimewa
|
Tak hanya Karp, istri dan anak-anaknya jadi mandiri, dan bisa bertahan hidup di dalam hutan. Mereka mengandalkan konsep gotong royong atau kerja sama, di mana Karp dibantu sang istri dan anak-anak untuk membuat rumah di dalam hutan.
Selain itu mereka juga memproduksi pakaian sendiri, dengan bahan-bahan alami. Begitu juga dengan makanan, Karp sukses berkebun menanam berbagai jenis sayuran untuk makanan sehari-hari.
Berkebun
Foto: Istimewa
|
Karp rajin menanam berbagai jenis sayuran ebanyak mungkin. Makanan pokok mereka sehari-hari adalah kentang, yang dicampur dengan biji-bijian dan tepung gandum.
Tentunya Karp harus memutar otak, agar empat anaknya dan istrinya tetap bisa hidup sehat. Terkadang ia juga pergi berburu, hingga memasang jebakan untuk hewan-hewan yang lewat, sebelum diolah menjadi makanan.
Hampir Mati Kelaparan
Foto: Istimewa
|
Meski pun mereka bergantung pada sumber makanan yang mereka tanam sendiri. Tapi bukan berarti kehidupan mereka di dalam hutan selalu berjalan mulus. Karp mengaku bahwa ketika musim dingin tiba, keluarganya akan kelaparan.
Masalah kelaparan ini muncul, ketika persediaan makanan keluarga Karp mulai menipis dan jika mereka memakan semua hasil tanaman, maka mereka tidak akan memiliki bibit tumbuhan lagi untuk ditanam. Sehingga setiap tahunnya, keluarga mereka tetap bisa berkebun di dalam hutan.
Mempertahankan Kehidupan di Hutan
Foto: Istimewa
|
Meski kisah perjuangan dan kehidupan mereka sudah terkenal di Rusia bahkan di dunia. Mereka sendiri ditemukan setelah tim geologi terbang menggunakan helicopter, meski sudah dibujuk keluarga Karp tetap tidak mau meninggalkan rumah mereka.
Satu per satu anggota keluarga Karp meninggal dunia. Dan sejak tahun 1988, sang putri yang bernama Agafia tinggal di dalam hutan sendirian. Untuk melanjutkan tradisi keluarganya.
Baca Juga: Hanya Minum Air Hujan, Wanita Ini Bertahan Hidup di Hutan Usai Kecelakaan Pesawat
Halaman 6 dari 6