Sebagai restoran fast food skala internasional, pastilah banyak yang mengenal Wendy's. Nama Wendy's sendiri diambil dari nama putri kesayangan sang pendiri yakni Dave Thomas. Tapi ungkapan mengejutkan justru terlontar dari mulut Thomas sebelum ia menghembuskan nafas terakhir di tahun 2002 lalu.
Dilansir dari Today (20/11) Thomas mengaku menyesal karena menamai usaha dengan nama anaknya itu sama saja seperti memberi beban di masa depan. Mendengar pengakuan sang ayah, Wendy's pun merasa sedih dan terharu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sejarah Wendy's
Foto: istimewa
|
1. Sejarah Wendy's
Dave Thomas mulai membangun restoran cepat saji sejak tahun 1969. Restoran ini mengandalkan menu utama burger dan ayam goreng tepung yang renyah. Ketika menunya sudah siap, Thomas sempat bingung soal nama usaha makanan cepat saji ini.
Setelah berpikir panjang, Thomas akhirnya memutuskan menggunakan nama anak perempuannya sebagai merek restorannya. Bukan hanya nama, bahkan Thomas menjadikan sosok si kecil ini sebagai karakter ikonik restoran ini.
"Saat itu, ia menginginkan sosok karakter dan menganggap hal ini sangat penting Dia berkata, 'Wendy, coba ikat rambutmu.' Ayahku kemudian mengambil foto aku dan langsung mendapatkan ide," jelas Wendy Thomas.
Baca juga : Wendy's Perkenalan Burger Andalan dengan Resep Legendaris Dave Thomas
2. Bisnis restoran berjalan mulus
Foto: istimewa
|
2. Bisnis restoran berjalan mulus
Sejak dilempar ke pasaran pada 1969 di Columbus, Ohio, Amerika Serikat, restoran ini langsung melejit tajam. Saat itu menu yang jadi ikon adalah hamburger old fashion.
Menu burger dengan bentuk roti unik ini mudah dikenali sebagai produk dari Wendy's. Sukses dengan gerai pertamanya, Thomas lanjut membuka gerai kedua. Restoran kedua ini masih berlokasi di Columbus dengan fasilitas drive thru.
Pada tahun 1976, restoran milik Thomas ini sudah membuka lebih dari 500 restoran waralaba. Dua tahun kemudian restorannya semakin menjamur dengan total cabang 1.000 restoran.
Menginjak tahun 2001, Wendy's terus berkembang dan sudah memiliki 6.000 restoran di seluruh dunia. Setahun setelahnya, Thomas menghembuskan nafas tepat pada tahun 2002.
3. Jadi restoran fast food terbesar ketiga
Foto: istimewa
|
3. Jadi restoran fast food terbesar ketiga
Sebelum membuka Wendy's, Thomas pernah bekerja di KFC jadi ia paham betul bagaimana menyajikan makanan berkualitas sekaligus mengatur manajemen yang baik. Hal ini terbukti dengan tercatatnya Wendy's sebagai restoran fast food terbesar ketiga.
Tanggal 31 Desember 2018, Wendy's sudah memiliki 6.711 outlet yang beroperasi. Total 92 persen restorannya berlokasi di Amerika Utara. Sisanya tersebar di berbagai negara termasuk salah satunya di Indonesia.
Sayangnya, kesuksesan ini membuat Thomas sedih lantaran sudah menggunakan nama sang putri. Ungkapan Thomas sontak membuat keluarganya bersedih sekaligus tak menyangka.
4. Thomas mengaku menyesal menggunakan nama anaknya
Foto: istimewa
|
4. Thomas mengaku menyesal menggunakan nama anaknya
"Sebelum ayahku meninggal, kami sempat berbincang percakapan tentang dia menamai restoran Wendy's. Itu adalah pertama kalinya kami melakukan percakapan ini," kata Wendy. Hal ini diungkapkan Thomas menjelang ajalnya.
"Dia berkata minta maaf karena sudah memberi nama restoran dengan nama aku. Ia menganggap ini akan jadi beban besar untuk aku," kata Wendy menirukan ucapan sang ayah. Meski sempat terkejut dengan ucapan sang ayah, tapi Wendy mengakui kalau nama ini memang membuatnya agak tertekan.
Wendy merasa dirinya mendapat warisan tanggung jawab untuk menjaga restorannya tetap punya nama baik dan dipercaya masyarakat. Ia juga harus bekerja ekstra keras demi merawat warisan sang ayah yang juga menggunakan nama dirinya.
Baca juga : Say Cheese! Hidangan Serba Keju dari Wendy's
5. Wendy berjanji akan kerja keras demi sang ayah
Foto: istimewa
|
5. Wendy berjanji akan kerja keras demi sang ayah
Ungkapan penyesalan sang ayah tidak langsung membuat Wendy merasa murung dan ikut menyesal. Ia justru memiliki semangat ekstra untuk menjaga restoran besutan sang ayah agar tetap eksis bahkan sampai dirinya sudah tak ada.
Pada akhirnya, Wendy merasa bersyukur bahwa ayahnya menanamkan semangat kewirausahaan padanya. "Aku bersyukur dia memilih jalan itu untuk kita, karena itu membuat kita benar-benar bekerja keras sehingga tidak ada orang yang menganggap 'Oh, ini diserahkan sebagai warisan.'" ujar Wendy.
Wendy percaya menjaga kualitas akan lebih menyulitkan dibanding membangunnya sejak awal. Oleh karenanya, sekarang ia ingin membuktikan pada mendiang sang ayah sekaligus kepada dunia kalau nama restorannya tidaklah salah.
Halaman 2 dari 6