Proses pembuatan pekasam ikan atau asinan ikan membutuhkan waktu lebih dari sebulan. Awalnya, daging ikan yang digunakan untuk pekasam ikan diawetkan terlebih dahulu di dalam gentong. "Dibuatnya sejak tanggal lima bulan safar, kemudian kita buka gentong berisi ikan itu tanggal lima mulud (rabiulawal), hari ini," kata salah seorang abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon, Satu saat berbincang dengan detikcom di Keraton Kasepuhan Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (4/10/2019).
![]() |
Lebih lanjut, Satu mengatakan daging ikan yang diawetkan dalam gentong dicampur dengan bahan lainnya, seperti garam, gula dan nasi. Satu mengatakan jenis ikannya yang digunakan untuk sajian pekasam adalah ikan layar.
"Gentongnya kita tutup rapat. Supaya lalat tidak bisa masuk, kalau ada lalat bahaya nanti tidak jadi," kata Satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Usai dijemur, lanjut Satu, daging ikan tersebut dimasak untuk dijadikan sajian saat perayaan maulid atau ritual panjang jimat nanti. "Prosesnya sama, tidak pernah berubah sejak zaman dahulu. Orang yang membuat bekasem ini diwariskan secara turun temurun.
Sementara itu, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat mengatakan pekasam ikan merupakan sajian khusus saat ritual panjang jimat. Pekasam ikan merupakan salah satu makanan untuk Wali Songo.
![]() |
"Jadi dulu itu Wali Songo makannya ikan. Terus karena Cirebon juga kota pesisir, dan kalau di Arab kan mungkin daging kambing atau unta. Kalau di sini ikan," katanya.
Lebih lanjut, Arief menyebutkan pekasam ikan tersebut disajikan menggunakan piring pusaka yang sudah cuci melalui ritual siraman panjang.
(sob/adr)