Wagyu mudah dikenali dengan ciri sebaran lemak di permukaannya. Sebaran lemak ini disebut marbling yang cirinya seperti serat putih dan menyebar hingga membentuk pola marmer. Semakin tinggi tingkat marbling, maka semakin tinggi pula kualitas serta harga wagyu.
Jika marbling pada wagyu asli adalah hal yang terjadi secara alamiah, kini dengan kemajuan teknologi, marbling ternyata bisa dibuat. Marbling artifisial ini diproses secara canggih. Biasanya disebut marbling beef yang juga layak konsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ditemui detikFood (7/10), chef Afit Dwi Purwanto selaku Founder & Ceo Holycow Group sebelumnya menjelaskan definisi wagyu. "Wagyu itu artinya sapi Jepang. Jenis sapi yang dikembangbiakan di Jepang selama ratusan tahun sehingga menghasilkan bibit unggul, bahkan salah satu yang terbaik di dunia. Karena konsistensi rasa, lemak, dan keempukannya sangat luar biasa," katanya.
Selain di Jepang, Wagyu kini juga diproduksi di negara lain seperti Australia dan Amerika. Di restoran terbaru Holycow Group yaitu HolyGyu, pihaknya memakai wagyu Australia. Chef Afit mengatakan, "Australia menjadi salah satu negara penghasil wagyu terbesar di dunia. Harganya cukup bagus, kualitasnya juga tidak kalah."
Tampilan wagyu asli memiliki marbling yang natural. Chef Afit membandingkannya dengan marbling beef yang juga berasal dari Australia. Terlihat bahwa pola sebaran lemak pada marbling beef sangat artifisial. "Sebenarnya ini dibuat dari daging berkualitas rendah tapi dengan teknologi, daging itu ditreatment jadi daging dengan marbling yang tinggi. Rasanya orang bilang enak. Keempukan yang sangat ideal, tapi ini bukan daging wagyu," jelas chef Afit.
![]() |
Marbling beef bisa dibuat dari gabungan beberapa otot sekaligus. Dengan alat dan teknologi khusus, gabungan otot itu nantinya menyerupai satu bagian daging utuh. "Marbling beef di-inject dengan minyak canola, meat tenderizer, dan bahkan disuntik dengan wagyu fat. Tapi sekali lagi itu bukan wagyu," sambung chef ramah ini.
Ia juga menekankan belum tentu semua daging empuk itu wagyu. Chef Afit berujar, "Daging dengan high marbling juga belum tentu wagyu. Kita sebagai konsumen harus aktif dan kritis apabila restoran bilang itu wagyu, kita bisa tanya apakah benar wagyu, brandnya apa, dan dari negara mana."
Untuk menikmati yakiniku wagyu, chef Afit memberi tips memasaknya. Ia mengatakan, "Kalau mau menikmati daging yang maksimal, flavor asli daging tersebut, masukkin daging sedikit-sedikit aja. Jangan terlalu banyak memanggang daging di pan sekaligus karena nanti berair."
![]() |
Ia menyarankan memanggang daging langsung di atas pan, tanpa dicelup dulu ke saus. Sebab kalau daging sudah dicelup ke saus, nanti panggangan jadi cepat gosong. "Karena saus mengandung gula. Gula kalau terkena panas jadi gosong dan pan jadi berkerak dan pahit. Memang paling pas panggang daging baru celup ke saus," sambungnya.
Terakhir, jangan terlalu sering membolak-balikkan daging. "Satu sisi sekali aja dibaliknya. Bisa dibuat sesuai tingkat kematangan yang diinginkan," pungkas chef Afit.
(adr/odi)