5 Produk Fashion Keren Ini Terbuat dari Limbah Kentang hingga Anggur

5 Produk Fashion Keren Ini Terbuat dari Limbah Kentang hingga Anggur

Sonia Basoni - detikFood
Senin, 14 Okt 2019 18:40 WIB
5 Produk Fashion Keren Ini Terbuat dari Limbah Kentang hingga Anggur
Jakarta - Industri fashion juga perhatikan isu lingkungan. Karenanya kini banyak produk fashion, yang menggunakan limbah makanan.

Bahan katun, sutera, kulit, hingga wool sering menjadi komposisi utama dalam pembuatan pakaian hingga tas. Tapi sayangnya, penggunaan bahan-bahan ini tak terlalu ramah lingkungan. Pada produksi katun contohnya, yang didapat dari serat halus dari biji tanaman kapas. Berdampak pada erosi tanah, hingga mengkontaminasi air.

Baca Juga: Keren! 10 Orang Ini Kenakan Item Fashion yang Terbuat dari Makanan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itulah banyak brand pakaian hingga fashion lainnya memilih untuk mulai beralih ke bahan yang ramah lingkungan. Banyak perusahaan yang mengembangkan produk mereka, dari sisa makanan seperti buah dan sayuran. Kemudian makanan ini diubah menjadi bahan atau material yang dibutuhkan di industri fashion.

Dilansir dari Forbes (14/10), berikut lima perusahaan fashion yang membuat produk dari bahan makanan.

Pinatex

Foto: Istimewa
Perusahaan Pinatex merupakan brand atau merek fashion yang terkenal di pasaran, karena mereka mengusung konsep vegan. Karena semua bahan-bahan yang mereka gunakan, dalam menciptakan pakaian hingga sepatu, dibuat tanpa menggunakan bagian dari hewan.

Pinatex sendiri memilih serat yang ada di daun nanas, untuk membuat gaun cantik yang muncul di Met Gala pada tahun 2018 lalu. Selain nanas, banyak bagian buah lainnya yang biasanya dibuang, mereka rubah menjadi sepatu, tas, dan pakaian.

Selain untuk mengurangi limbah makanan, tujuan Pinatex menggunakan sisa bahan makanan ini, yaitu untuk mendukung para petani lokal dan kecil. Dengan membeli hasil limbah perkebunan ini dari petani langsung. Ananas Anam, perusahaan dibalik Pinatex memiliki tujuan untuk membangun industri fashion yang berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Orange Fiber

Foto: Istimewa
Perusahaan Orange Fiber punya target yang besar untuk mengurangi limbah makanan. Lebih dari 700.000 ton kulit jeruk yang dibuang, untuk membuat jus jeruk di Italia setiap tahunnya, mereka rubah menjadi bahan yang halus, lembut, dan cocok untuk dibuat menjadi pakaian.

Karena kandungan dalam kulit jeruk ini, bisa berpadu dengan sutera ataupun katun, tanpa perlu menebang pohon sehingga dinilai lebih ramah lingkungan. Warnanya yang menarik, membuat bahan dari Orange Fiber ini dilirik oleh brand besar seperti Salvatore Ferragamo.

Brand Salvatore Ferragamo jadi brand fashion pertama yang menggunakan bahan dari Orange Fiber. Dengan sentuhan mewah dan premium, pada tahun 2016 lalu Salvatore Ferrgamo mengeluarkan koleksi baju terbaru mereka yang ramah lingkungan.

Parblex

Foto: Istimewa
Parblex merupakan produsen bahan yang menggunakan limbah dari kentang, sebagai bahan dasar utama mereka. Sama seperti produk ramah lingkungan lainnya, Parblex ingin menciptakan bahan-bahan yang tidak memiliki efek terhadap lingkungan dalam proses pembuatannya.

Dengan nama produk 'Chip(s) Board', Parblex membuat bioplastik atau bahan penempel untuk kancing dan aksesoris dari limbah kentang, yang tentunya tidak terlalu bahaya seperti plastik. Ada tiga warna yang tersedia untuk produk ini, yaitu 'smoke', 'tortoiseshell' dan 'snow'.

Selain itu Chip(s) Board ini menggunakan proses pembuatan ramah lingkungan, dengan metode zero-waste production. Di mana sistem ini mengambil sisa limbah kentang yang tersisa, dan diolah lagi hingga habis dan tak ada yang dibuang.

Agroloop BioFibre

Foto: Istimewa
Perusahaan Circular Systems merupakan pemenang dari H&M Foundation's Global Change Award. Perusahaan ini membuat bahan yang terbuat dari residu pertanian, atau limbah setelah panen seperti daun dan ranting pisang, tebu, biji rami, hingga hemp.

Mereka menyebutkan bahwa limbah panen dari lima tumbuhan ini, bisa memproduksi 250 juta ton serat, yang menutupi permintaan pasar di industri fashion. Selain itu, Circular Systems menuturkan bahwa jika sisa panen ini tidak di daur ulang, maka sisa hasil panen ini akan membusuk dan memproduksi methane, yang bisa menyulut api dan membuat polusi udara.

Hal ini lah yang membuat Circular Systems membuat beberapa bahan material, termasuk kemasan, hingga tekstil menggunakan Agroloop BioFibre yang jauh lebih ramah lingkungan. Dibandingkan menggunakan bahan-bahan lain, yang berdampak buruk pada lingkungan.

Vegeatextile

Foto: Istimewa
Mirip seperti Pinatex, perusahaan Vageatextile juga membuat bahan kulit untuk pakaian hingga sepatu dari kulit buah anggur. Biasanya kulit buah anggur ini dibuang begitu saja dalam skala yang besar, untuk pengolahan wine.

Demi mengurangi limbah makanan, akhirnya Vegeatextile merubah kulit anggur ini menjadi bahan kulit yang ramah lingkungan. Tanpa perlu membunuh hewan apapun, sehingga Vegeatextile ini cocok bagi para pencinta lingkungan dan hewan. Sampai saat ini Vageatextile masih terus melanjutkan penelitian mereka, untuk mengembangkan dan menjalankan bisnis ini.

Sebelumnya Vegeatextile mendapat banyak sorotan setelah, gaun hasil rancangan Tiziano Guardini yang terbuat dari kulit anggur ini, dipajang di dalam V&A Museum's Fashioned From Nature di London, Inggris. Vegeatextille sendiri punya konsep fashion yang berkelanjutan.

Baca Juga: Inovatif! 'Plastik' Ramah Lingkungan Ini Dibuat dari Limbah Pertanian
Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads