Bahan katun, sutera, kulit, hingga wool sering menjadi komposisi utama dalam pembuatan pakaian hingga tas. Tapi sayangnya, penggunaan bahan-bahan ini tak terlalu ramah lingkungan. Pada produksi katun contohnya, yang didapat dari serat halus dari biji tanaman kapas. Berdampak pada erosi tanah, hingga mengkontaminasi air.
Baca Juga: Keren! 10 Orang Ini Kenakan Item Fashion yang Terbuat dari Makanan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Forbes (14/10), berikut lima perusahaan fashion yang membuat produk dari bahan makanan.
Pinatex
Foto: Istimewa
|
Pinatex sendiri memilih serat yang ada di daun nanas, untuk membuat gaun cantik yang muncul di Met Gala pada tahun 2018 lalu. Selain nanas, banyak bagian buah lainnya yang biasanya dibuang, mereka rubah menjadi sepatu, tas, dan pakaian.
Selain untuk mengurangi limbah makanan, tujuan Pinatex menggunakan sisa bahan makanan ini, yaitu untuk mendukung para petani lokal dan kecil. Dengan membeli hasil limbah perkebunan ini dari petani langsung. Ananas Anam, perusahaan dibalik Pinatex memiliki tujuan untuk membangun industri fashion yang berkelanjutan atau ramah lingkungan.
Orange Fiber
Foto: Istimewa
|
Karena kandungan dalam kulit jeruk ini, bisa berpadu dengan sutera ataupun katun, tanpa perlu menebang pohon sehingga dinilai lebih ramah lingkungan. Warnanya yang menarik, membuat bahan dari Orange Fiber ini dilirik oleh brand besar seperti Salvatore Ferragamo.
Brand Salvatore Ferragamo jadi brand fashion pertama yang menggunakan bahan dari Orange Fiber. Dengan sentuhan mewah dan premium, pada tahun 2016 lalu Salvatore Ferrgamo mengeluarkan koleksi baju terbaru mereka yang ramah lingkungan.
Parblex
Foto: Istimewa
|
Dengan nama produk 'Chip(s) Board', Parblex membuat bioplastik atau bahan penempel untuk kancing dan aksesoris dari limbah kentang, yang tentunya tidak terlalu bahaya seperti plastik. Ada tiga warna yang tersedia untuk produk ini, yaitu 'smoke', 'tortoiseshell' dan 'snow'.
Selain itu Chip(s) Board ini menggunakan proses pembuatan ramah lingkungan, dengan metode zero-waste production. Di mana sistem ini mengambil sisa limbah kentang yang tersisa, dan diolah lagi hingga habis dan tak ada yang dibuang.
Agroloop BioFibre
Foto: Istimewa
|
Mereka menyebutkan bahwa limbah panen dari lima tumbuhan ini, bisa memproduksi 250 juta ton serat, yang menutupi permintaan pasar di industri fashion. Selain itu, Circular Systems menuturkan bahwa jika sisa panen ini tidak di daur ulang, maka sisa hasil panen ini akan membusuk dan memproduksi methane, yang bisa menyulut api dan membuat polusi udara.
Hal ini lah yang membuat Circular Systems membuat beberapa bahan material, termasuk kemasan, hingga tekstil menggunakan Agroloop BioFibre yang jauh lebih ramah lingkungan. Dibandingkan menggunakan bahan-bahan lain, yang berdampak buruk pada lingkungan.
Vegeatextile
Foto: Istimewa
|
Demi mengurangi limbah makanan, akhirnya Vegeatextile merubah kulit anggur ini menjadi bahan kulit yang ramah lingkungan. Tanpa perlu membunuh hewan apapun, sehingga Vegeatextile ini cocok bagi para pencinta lingkungan dan hewan. Sampai saat ini Vageatextile masih terus melanjutkan penelitian mereka, untuk mengembangkan dan menjalankan bisnis ini.
Sebelumnya Vegeatextile mendapat banyak sorotan setelah, gaun hasil rancangan Tiziano Guardini yang terbuat dari kulit anggur ini, dipajang di dalam V&A Museum's Fashioned From Nature di London, Inggris. Vegeatextille sendiri punya konsep fashion yang berkelanjutan.
Baca Juga: Inovatif! 'Plastik' Ramah Lingkungan Ini Dibuat dari Limbah Pertanian
Halaman 2 dari 6