Bertahan di medan perang, para tentara biasanya dibekali dengan berbagai makanan. Tentunya, semua makanan ini jauh dari kata mewah. Sepanjang sejarah perang dari masa kekaisaran Romawi, para tentara atau prajurit sudah dibiasakan untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun.
Tapi meski dalam kekurangan, mereka harus tetap mementingkan asupan nutrisi dan makanan yang dipilih. Sehingga perbekalan untuk sarapan, hingga makanan lainnya jadi catatan sejarah yang cukup menarik. Menurut History (04/10), bekal makanan untuk sarapan dan lainnya ini memang berkembang dengan seiring berjalannya waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Menu Sarapan di 5 Negara Ini Pakai Kepala Kambing Segar dan Utuh
Kekaisaran Romawi
Foto: Istimewa
|
Namun menurut Thomas R. Martin, selaku profesor dari Classics di College of the Holy Cross, menyebutkan bahwa para prajurit ini mengandalkan sumber kalori dan karbohidrat dari konsumsi gandum dan barley yang mereka konsumsi saat sarapan, atau di waktu makan lainnya.
Para prajurit Romawi juga dikenal memiliki kemampuan, untuk menjaga daging-daging hewan buruan mereka tetap segar. Sementara Martin melanjutkan bahwa, para prajurit ini juga rajin mengonsumsi minyak zaitun agar tubuh mereka tetap kuat.
Kekaisaran Ottoman
Foto: Istimewa
|
Para prajurit atau tentara yang bertugas, membawa banyak bekal makanan. Contohnya seperti roti yang baru saja dipanggang untuk menu makanan utama mereka, bisa juga untuk jadi pengganjal perut di pagi hari. Kemudian mereka juga membawa biskuit, jika sedang tidak ada roti.
Sementara agar para prajurit ini tak gampang lemas, mereka rutin mengonsumsi daging kambing atau domba. Tentunya dengan tambahan seperti madu, kopi, nasi, hingga bulgur. Menurut catatan sejarah yang dihimpun Profesor Virginia H. Aksan dari McMaster University, menyebutkan bahwa biskuit juga jadi menu makan dan sarapan yang populer saat itu.
Kekaisaran Napoleon
Foto: Istimewa
|
Tapi biasanya para prajurit ini diberi makan roti seberat 24 ons untuk mengganjal perut di pagi hari. Kemudian dengan tambahan 250 gram daging, satu ons nasi, dan kacang-kacangan kering. Tak ketinggalan ada wine dan cuka yang masuk ke dalam menu makanan para prajurit ini.
Jika roti sedang tidak tersedia, maka biasanya para prajurit ini akan sarapan dengan campuran tepung terigu, garam, air, dan dipanggang di dalam tungku api, atau dicampurkan ke dalam sup kuah agar ada rasanya.
Menurut Profesor Charles Esdaile dari University of Liverpool,dari sini lah sejarah roti baguette tercipta. Dengan tujuan agar para tentara dari Prancis, bisa membawa roti yang tak mudah hancur di dalam celana dan baju mereka.
Perang Dunia II
Foto: Istimewa
|
Salah satu negara yang paling banyak mengirim warganya untuk berjuang di medan perang, adalah Amerika Serikat. Di sana para tentara, dilengkapi dengan amunisi dan bekal makanan yang cukup banyak. Mulai dari menu sarapan seperti keju dan beberapa biskuit.
Kemudian ada menu makanan utama seperti kacang-kacangan, kopi instan, buah kalengan, cokelat, permen karet, hingga minuman bubuk seperti lemon dan bubuk kakao yang dimaniskan. Sementara beberapa tentara biasanya akan sarapan dengan 5 ons daging atu telur, ditambah dengan biskuit dan minuman manis.
Perang Vietnam
Foto: Istimewa
|
Salah satu menu makanan yang disajikan biasanya berupa kemasan siap saji. Terdiri dari 1.200 kalori setiap paketnya, diisi dengan kaleng daging mulai dari ham, kalkun, atau campuran kacang-kacangan.
Sementara tambahan lainnya ada kemasan roti, yang bisa digunakan untuk sarapan. Bisa juga menu roti ini diganti dengan biskuit, atau cookies. Tak ketinggalan menu hidangan penutup instan seperti irisan buah persik, hingga pound cake.
Baca Juga: Tokoh Dunia dan Seleb Ini Hembuskan Napas Terakhirnya Setelah Sarapan
Halaman 6 dari 6