Forensik merupakan salah satu cabang spesialis ilmu kedokteran yang menggunakan ilmu medis, untuk penegakan hukum dan memecahkan masalah kriminal. Kebanyakan ahli forensik, menelusuri barang bukti, seperti mayat korban untuk mendapatkan informasi yang bisa digali.
Baca Juga: 7 Restoran Teraneh Dunia, Makan Bareng Mayat hingga Dekat Pelayan Berkondom
![]() |
Sehingga bukan hal yang asing lagi bagi para ahli forensik, untuk menghabiskan waktu mereka berjam-jam bersama mayat. Dilansir dari Dailymail UK (23/09), ketika seseorang meninggal, tubuh mereka masih dipenuhi kehidupan. Kulit tubuh masih bisa bergerak dan bereaksi ketika terpapar cahaya, selama 18 jam setelah meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Patricia dia tidak masalah dengan darah atau daging dari mayat yang ditelitinya. Namun, ada beberapa makanan yang tak bisa dimakannya, yaitu kembang kol dan keju. Ia menjelaskan bahwa kedua makanan ini memiliki aroma yang sama seperti mayat.
![]() |
"Aroma dari keju dan kembang kol ini mirip seperti campuran asam butirat dan hidrogen sulfida, campuran yang aromanya mirip seperti mayat. Apalagi kembang kol bentuknya seperti potongan otak," jelas Patricia.
Lebih lanjut Patricia menjelaskan bahwa sayuran dari keluarga kubis, termasuk kembang kol menghasilkan banyak senyawa belerang. Sementara asam butirat muncul dari hasil fermentasi bakteri, yang digunakan dalam membuat keju, dan juga terdapat di dalam tubuh yang membusuk.
Patricia menuturkan bahwa aroma dari asam butirat ini cukup menyengat, dan mirip seperti bau kaki yang berkeringat. Sehingga Patricia selalu menghindari dua makanan ini, ia juga tidak mau makan daging setelah melakukan autopsi.
![]() |
Tak hanya menghindari dua jenis tertentu, tapi sering kali ia kehilangan nafsu makannya. Namun ia memaksakan dirinya untuk tetap makan, agar ia tidak kehilangan energi saat melakukan pekerjaannya yang sering dianggap orang, sebagai pekerjaan menyeramkan ini.
Sebelumnya banyak ahli forensik yang dapat menyelesaikan kasus pembunuhan. Lewat makanan terakhir korban yang ditemukan dalam tubuh, ketika mereka melakukan autopsi.
Baca Juga: Makanan Terakhir Korban Pembunuhan Bisa Jadi Alat Identifikasi Pembunuhnya
(sob/odi)