Masyarakat Indonesia mengenal jeruk ukuran besar dengan nama jeruk Bali. Padahal jeruk ini bukan berasal dari Bali sehingga kata 'Bali' di dalamnya dianggap kurang tepat. Penyebutan 'Pomelo' pun lebih disarankan sebagai nama internasional jeruk Bali.
Jeruk Bali merupakan buah khas Asia Tenggara dengan nama latin Citrus maxima. Ciri khasnya ada pada ukuran yang besar. Biasanya berdiameter 15-25 cm dengan berat mencapai 1-2 kg. Bukan hanya di Indonesia, jeruk Bali juga umum dijajakan sebagai camilan buah segar di Thailand hingga Vietnam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, di Jepang ada varietas Citrus maxima lain yang mirip jeruk Bali. Hanya saja ukurannya bisa lebih besar dengan tampilan daging buah yang sedikit agak berbeda. Jeruk ini dikenal dengan nama banpeiyu. Ada fakta unik seputar banpeiyu seperti dirangkum detikFood (19/9) dari beberapa sumber.
1. Ditanam di Jepang sejak 1930
Foto: Istimewa
|
Tsunagu Japan (19/9) mengungkap banpeiyu pertama kali ditanam tahun 1930 di Yatsushiro, Kumamoto. Banpeiyu termasuk jenis pomelo dengan nama latin Citrus maxima 'Banpeiyu'. Jika ditulis dalam huruf Jepang, banpeiyu berarti "jeruk putih lambat" karena daging buahnya putih dan proses pertumbuhannya tergolong lambat.
Banpeiyu konon sudah ada sejak tahun 1920 di Jepang. Adalah ahli botani di Kumamoto bernama Yaichi Shimada yang membawa contoh banpeiyu dari Vietnam untuk ia tanam di Jepang. Hanya saja percobaan pertamanya tidak berhasil. Barulah di tahun 1930, banpeiyu berhasil ditanam menggunakan benih dari Taiwan.
Kini di Jepang, banpeiyu banyak tumbuh di Yatsushiro dan distrik Tamana di Kumamoto. Beberapa diantara petani banpeiyu ada yang memilih menanam jeruk besar ini tanpa pupuk, pestisida, atau bahan kimia lain.
2. Penanaman alami banpeiyu
Foto: Istimewa
|
Salah satu petani banpeiyu yang memilih cara penanaman alami adalah Junichi Nishida. Petani dari distrik Tamana ini mendeskripsikan caranya menanam banpeiyu dengan metode "sejenis paduan antara budidaya alami dan metode pertanian biodinamik Steiner yang melibatkan proses memotong, memangkas, dan memanen sesuai dengan fase bulan".
"Mineral adalah kunci apakah buah jeruk terasa enak atau tidak," kata Nishida. Ia lalu menjelaskan karakter tanah di kebunnya kaya dengan mineral karena berupa tanah liat merah dengan campuran batu kapur. "Jadi tinggi kandungan kalium dan kalsium. Ini adalah lingkungan yang bagus untuk menanam jeruk yang enak," sambungnya.
Di perkebunannya pula tidak ada penggunaan pestisida, pupuk, atau bahkan rumah kaca. Sehingga tidak heran beberapa banpeiyu produksinya ada yang permukaannya tergores atau ada titik-titik hitam. Hal itu bisa disebabkan karena faktor alam seperti angin dan hujan.
3. Menghormati pohon jadi kunci kenikmatan banpeiyu
Foto: Istimewa
|
Nishida menekankan kunci lain dari keberhasilan penanaman banpeiyu adalah menghormati insting alami pohonnya. "Menipiskan buah-buahan mengganggu fisiologi alami pohon. Kalau Anda biarkan saja, pohon itu secara alami akan menghasilkan buah dua kali dalam setahun," kata Nishida.
Ia meyakini saat musim pohon menghasilkan banyak buah, para pohon memiliki insting alami untuk bersaing menghasilkan banpeiyu yang enak. "Meskipun Anda hanya bisa menikmatinya dua tahun sekali, Anda harus menghormati insting alami pohon," lanjut Nishida.
Selain banpeiyu, kini ia tengah mengembangkan jeruk baru bernama Tsuki-Yomi atau Moon Reading yang dinamai berdasarkan metode pertaniannya. Ia selalu ingin mempertahankan prinsip menanam tanaman yang tepat di tempat yang tepat dengan prinsip-prinsip pertanian alami.
4. Banpeiyu pemecah rekor
Foto: Istimewa
|
Ciri khas banpeiyu adalah kulitnya berwarna kuning pucat dan sangat tebal. Daging buahnya dibungkus kulit ari berwarna putih yang teksturnya mirip kapas. Bulirannya juga terlihat berwarna kuning pucat dan tak terlalu besar seperti pomelo. Soal rasa, banpeiyu terasa asam ringan dan segar. Biasanya banpeiyu dimakan langsung sebagai buah segar atau dibuat jus.
Lalu bagaimana dengan kulitnya? Kulit banpeiyu bisa dimanfaatkan kembali. Di Yatsushiro bahkan ada manisan kulit banpeiyu. Kulit bagian dalamnya dipotong-potong hingga berbentuk seperti batang. Kulit ini lalu dimasak bersama gula dalam waktu lumayan lama hingga menjadi manisan. Manisan kulit banpeiyu bahkan jadi oleh-oleh populer dari Yatsushiro.
Meski rata-rata berat banpeiyu 1,5 sampai 2 kg, ada banpeiyu super besar yang pernah pecahkan rekor. Banpeiyu ini bahkan disebut-sebut sebagai pomelo terberat di dunia. Dibawa oleh Seiji Sonoda untuk memecahkan rekor Guinness World Record di Banpeiyu Competition di Kumamoto. Beratnya mencapai 4,8 kg dengan diameter 83,5 cm.
5. Nutrisi banpeiyu
Foto: Istimewa
|
Seperti halnya pomelo, banpeiyu unggul dalam kandungan vitamin C. Vitamin ini berperan penting dalam banyak hal seperti bantu penyerapan zat besi hingga mempercepat penyembuhan luka. Bahkan ada penelitian yang tengah berlangsung soal manfaat jeruk seperti pomelo dalam pencegahan kanker.
Saat makan pomelo pun bisa mengasup cukup serat. Sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama, pencernaan lebih sehat, dan kolesterol jahat bisa turun. Satu buah pomelo ukuran normal tanpa kulit mengandung sekitar 6,1 gram.
Di sisi lain, karena buah ini tinggi vitamin C dan potassium, sebaiknya pasien gangguan hati dan ginjal menghindarinya. Penderita tekanan darah rendah juga perlu waspada karena pomelo dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.
Halaman 2 dari 6