Pada buku yang ditulis Andi Makmur Makka dengan judul 'Habibie Totalitas Sang Teknosof' yang terbit pada November 2018, Habibie sangat menggemari makanan khas Sulsel yaitu Barongko, Putu Pesse, dan Sanggara Bandang.
Andi Makka menuliskan Barongko terbuat dari pisang gepok, campur santan, lalu dibungkus dengan daun kelapa muda dan kemudian dikukus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lalu ada Putu Pesse yang terbuat dari beras yang digoreng kemudian ditumbuk halus dan dapat ditambahkan dengan sedikit gula enau.
"Suatu ketika, dalam mobil saat perjalanan dari Makassar ke Bandara Sultan HasanuddinHasanuddin, BJ Habibie bertanya kepada Masnawi, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan saat itu, 'apakah masih ada kue Putu Pesse sekarang ini?" tanya Habibie yang dituliskan oleh Andi Makka.
Masnawi terkaget dengan pertanyaan Habibie. Hal ini dikarenakan sudah sangat jarang ditemukan saat ini. Habibie lantas menyebut salah satu makanan kegemarannya adalah Putu Pesse. Pernah di Jakarta, Habibie mendapatkan Putu Pesse dan meminta istrinya, Ainun Habibie untuk mencicipinya.
"Enak, cobalah," kata Habibie kepada Ainun.
Setelah mencicipi, Ainun lantas heran dengan rasanya. "Apa enaknya," jawab Ainun.
![]() |
Lalu kemudian dijawab lagi oleh Habibie.
"Memang benar apa yang dikatakan Ibu Ainun, karena makanan itu belum pernah dicicipinya selama hidupnya. Berbeda dengan saya, bagi saya kue itu terasa enak sekali. Ternyata, apa saja yang dirasakan dan dialami manusia pada masa kecilnya akan terasa indah dan dikenang sampai tua. Demikian pula saya dengan kue Bugis itu." jawabnya.
Lalu, pada perjalanan menuju ke Parepare untuk meresmikan Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, pernah tiba-tiba bertanya kepada Wali Kota Parepare Taufan Pauwe.
"Apakah sekarang masih ada kue Bugis sanggara bandang?" tanya Habibie.
![]() |
Taufan heran dengan dan kaget. Sanggara Bandang adalah makanan tradisional yang saat ini susah didapatkan. Biasanya kue ini hanya dijual di pasar tradisional. Taufan lantas, meminta tukang masak untuk membuatkan. Namun sayangnya hasilnya tidak memuaskan.
"Mungkin koki pemasaknya tidak mewarisi keahlian membuat sanggara bandang," tulis Andi Makka yang menceritakan komentar Habibie setelah mencicipi Sanggara Bandang.
"Kue itu tidak terasa seperti nikmatnya sanggara bandang masa lalu," ucap Habibie.
(adr/odi)