Bagi masyarakat Jawa, nasi tumpeng merupakan bagian kehidupan sehari-hari. Dalam setiap tahapan kehidupan selalu dilengkapi dengan sajian nasi tumpeng. Tumpeng saat bayi lahir, khitanan, perkawinan, ulang tahun hingga kematian.
Nasi berbentuk kerucut ini dihidangkan dengan aneka lauk-pauk di kelilingnya. Sesuai dengan perkembangan zaman ragam lauknya makin banyak demikian juga dengan bentuknya. Karenanya dikenal nasi tumpeng tradisional yang disajikan untuk ritual budaya dan nasi tumpeng perayaan yang lebih modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini beberapa elemen penting yang perlu diketahui mengenai satu sajian nasi tumpeng.
![]() |
1. Nasi
Beras atau nasi merupakan elemen penting bagi masyarakat agraris Indonesia. Nasi merupakan lambang kehidupan dan dibentuk kerucut. Segitiga yang mengarah ke atas sebagai lambang menuju kepada Tuhan YME, karena tumpeng adalah doa. Nasinya bisa berupa nasi putih sebagai lambang kesucian, bersih dan polos. Lambang niatan hati yang tulus ikhlas.
Tetapi ada juga yang diberi warna kuning. Kuning melambangkan kesucian, kegembiraan dan harapan serta kemuliaan. Baik nasi tumpeng putih dan kuning memiliki makna yang positif. Kini banyak dibuat tumpeng dengan warna merah, ungu, hijau atau warna lain yang kekinian. Hal ini digolongkan sebagai tumpeng modern. Sementara bentuk tumpeng juga dibuat seperti kue ulang tahun bertingkat dengan atau tanpa kerucut. Bentuk inipun digolongkan sebagai tumpeng kekinian.
![]() |
2. Ayam
Unggas berkaki dua ini menjadi lauk hewani yang dihadirkan dalam tumpeng. Simbol sesuatu yang ada di darat. Umumnya dipakai ayam jantan utuh yang dibuat ayam ingkung. Kemudian ditaruh di sisi tengah tumpeng. Varian lainnya ayam bumbu kuning atau bumbu rujak. Sebagai pelengkap ayam ini juga disajikan dalam bentuk potongan di keliling tumpeng.
![]() |
3. Ikan Laut
Simbol sesuatu yang berasal dari laut diwakili dengan ikan laut. Di pedesaan yang paling mudah didapat adalah ikan asin petek yang utuh. Ikan asin pipih berdaging tipis ini disajikan dalam bentuk digoreng atau digoreng tepung.
Kini ikan laut ini bisa diganti dengan udang, ikan tuna atau ikan bandeng dan lainnya. Olahannya juga makin beragam. Diberi bumbu kuning, balado atau cabae hijau.
![]() |
4. Telur
Telur merupakan lambang kehidupan baru. Sumber protein yang mudah dan murah harganya. Telur disajikan dalam bentuk telur rebus atau telur pindang. Tetapi kini banyak disajikan dalam olahan lain seperti telur balado, bumbu Bali atau telur bumbu kecap. Varaian telur lain seperti telur puyuh juga bisa dipakai.
![]() |
5. Sayuran
Sayuran yang merambat, memanjang dan berkecambah disajikan dalam bentuk urap kacang panjang, kangkung, bayam dengan tauge. Lambang kehidupan baru yang terus bertumbuh. Diaduk dengan bumbu urap sebagai simbol menyatukan tekad dan keiinginan. Varian olahan lain sering dipakai dalam tumpeng kekinian berupa tumis aneka sayuran.
![]() |
6. Bala Pendem
Sesuatu yang berasal dari laut, darat dilengkapi dengan sesuatu yang berasal dari dalam tanah. Tumpeng tradisional sebagai lambang ucapan syukur dilengkapi dengan satu tampah umbi-umbian. Seperti singkong, ubi, kacang tanah, kacang bogor atau talas.
![]() |
7. Dipotong dari dasar
Pada upacara potong tumpeng biasanya dilakukan dengan memotong bagian puncaknya. Menurut Murdjati Gardijito, peneliti di pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal tersebut tidak benar. Karena terpengaruh budaya barat, memotong kue ulang tahun.
Padahal puncak tumpung adalah butiran nasi di bagian atas sebagai simbol Tuhan yang Maha Esa. Karenanya jika dipotong bisa berarti memutus hubungan dengan Tuhan. Yang benar, potong tumpeng mulai dari dasar kemudian bagian atasnya akan turun menyatu hingga bagian puncaknya.
(odi/odi)