Tidak makan dan minum adalah salah satu larangan di kereta. Seharusnya larangan ini berlaku untuk setiap orang tanpa memedulikan unsur apapun, termasuk kewarganegaraan. Namun baru-baru ini netizen China mendapati hal ganjil.
Pengguna Weibo bernama spongepiepy mengunggah video singkat pada 10 Juli 2019. Video memperlihatkan pegawai kereta Nanjing Metro, Provinsi Jiangsu secara selektif memberi denda makan di kereta. Ia seolah mengacuhkan para bule yang jelas-jelas sedang makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Sudah Reservasi Tapi Tak Muncul, Resto Ini Akan Beri Denda Rp 1.2 Juta Tiap Orang
Dikutip dari Next Shark (19/7), sebaliknya pegawai mendenda warga lokal yaitu seorang penumpang pria yang minum milk tea dalam kereta. Sementara bule yang tidak didenda terlihat makan sandwich Starbucks.
Dalam video juga terlihat, dua pegawai berdiri di depan penumpang lokal yang didenda itu. Tapi di saat yang sama, para bule tetap lahap menikmati sandwich.
Unggahan ini langsung memicu kemarahan netizen China di media sosial. Banyak dari mereka menyebut pegawai kereta memberi 'foreigner privilege' dimana orang-orang asing dibiarkan melanggar aturan yang sudah ditentukan.
"Saat saya sedang di kereta Nanjing, saya bahkan tidak bisa minum air mineral botol," kata seorang netizen. "Bukankah kedua pegawai ini harus berdiri dan meminta maaf kepada publik? Sebagai perwakilan dari hukum penuntutan publik, mereka tidak cukup adil. Bukankah ini penghinaan terbesar untuk hukum sosial saat ini?" sahut netizen lain.
![]() |
Baca Juga: Tak Habiskan Makanan di Restoran Ini, Pengunjung Harus Bayar Denda
Menanggapi viralnya video terkait larangan makan di kereta ini, pihak Nanjing Metro mengakui bahwa mereka tidak menangani situasi tersebut secara adil. Mereka menjelaskan bule-bule tersebut hanya menerima peringatan karena hambatan bahasa yang dialami keduabelah pihak.
Adapun untuk denda makan di kereta, nominalnya bervariasi mulai dari 20 yuan hingga 100 yuan atau sekitar Rp 40.400 sampai Rp 202.000. Ke depannya perusahaan kereta terkait berkomitmen akan meningkatkan pelatihan bagi para pegawainya yang bertugas mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
(adr/odi)