Saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat sampah plastik. Hal ini karena dampak gaya hidup yang kurang peduli pada lingkungan. Bukan hanya di Indonesia, banyak negara lain juga menghadapi masalah sama terkait sampah plastik.
Baca juga: Bisa Dikunyah dan Dikantongi, Ini Inovasi Sedotan Terbaru yang Stylish
Tak ayal, isu seputar sampah plastik menjadi kegelisahan banyak orang. Seperti seorang penulis makanan asal Washington, D.C., Kristen Hartke yang selama setahun ini telah berkomitmen menjalani pola hidup yang lebih ramah lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
1. Beli wadah
Saat buka kulkas, Anda pasti menemukan banyak kantung plastik yang dipakai untuk menyimpan bahan makanan. Mulai dari ikan segar, sayuran, hingga ragam bumbu dapur. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas bahan makanan, namun sayangnya setelah digunakan, kantung plastik akan dibuang. Karenanya penting bagi Anda untuk beralih pada wadah yang bisa dipakai berkali-kali.
Di awal harga wadah ini mungkin lebih mahal dari plastik yang biasa digunakan, namun masa simpannya yang panjang membuat Anda tak perlu mengeluarkan uang lagi di kemudian hari. Kristen Hartke pun mengaku bahwa hal ini memang awalnya sulit untuk dijalani karena sudah menjadi kebiasaan. Namun komitmen ini berhasil memberinya 'buah manis' karena ia tidak perlu membeli kantung plastik lagi selama setahun penuh.
2. Coba daur ulang
Di produk makanan yang kita beli, umumnya tercantum label keterangan apakah kemasan tersebut dapat didaur ulang atau tidak. Apakah kita telah melakukannya sesuai instruksi atau semua kemasan berakhir menjadi limbah pembuangan?
Sekarang ini kita dapat memanfaatkan bank sampah yang ada di beberapa daerah untuk menyalurkan sampah daur ulang secara tepat. Terlebih, kita dapat menggunakan kembali kemasan produk daur ulang menjadi wadah atau produk daur ulang lainnya. Biasanya referensi soal daur ulang ini mudah ditemui di internet.
![]() |
3. Menjaga kebersihan dapur tanpa menambah sampah
Anda pasti menyukai dapur yang bersih dan selalu siap digunakan kapanpun. Terkadang kebiasaan bersih-bersih ini malah menimbulkan sampah yang tidak seharusnya karena penggunaan tisu sekali pakai. Hal ini dapat disiasati dengan mengganti pengunaan tisu sekali pakai memakai serbet atau kain potongan baju yang sudah tidak terpakai. Selain mengurangi sampah, cara ini dapat mengurangi pengeluaran Anda untuk membeli tisu setiap bulannya.
Baca juga: Ikuti Tips Ini Agar Dapur Bersih, Nyaman, dan Sehat
4. Berpikir sebelum membeli
Walaupun Anda sudah mengetahui barang apa saja yang akan dibeli untuk kebutuhan sehari-hari, tentunya masih ada hal lain yang harus anda pertimbangkan untuk mengurangi sampah. Minuman kemasan yang menyediakan sedotan plastik, deterjen atau kopi instan dengan kemasan kecil, adalah contoh produk yang menghasilkan sampah berlebih.
Bahkan jika Anda melakukan transaksi online untuk barang berukuran kecil, beri tahulah kepada penjual untuk mengemas sesuai kebutuhan tanpa plastik atau box tambahan guna mengurangi sampah. Sebaiknya semua produk yang menyertakan kemasan plastik atau bahan yang tak bisa didaur ulang, tidak dibeli.
Hal-hal ini memang terkesan sederhana, namun membutuhkan kedisiplinan untuk menjalankannya secara konsisten. Tentunya semua orang dapat menjadi pelopor untuk menciptakan dapur minim sampah plastik di rumahnya sendiri. Yuk, mulai!
Baca juga: Kurangi Sampah, Perusahaan Ini Buat Kemasan Makanan dari Bambu dan Singkong
(adr/adr)