Pocong bukan dipakai sebagai nama makanan tetapi nama warung sederhana bernama Warung Pocong. Warung ini terletak di Desa Sumbersari, Maesan, Bondowoso. Tepatnya di jalan raya arah Tamanan.
Tak ada menu istimewa dari warung sederhana ini, atau hal berbau mistis yang berhubungan dengan alam kubur. Menu yang disajikan cuma pecel, soto, rawon, gorengan, serta kopi dan beberapa minuman lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Warung itu terletak di tepi jalan umum yang banyak dilintasi orang. Tetapi di depan dan di belakang serta kanan dan kiri warung ini merupakan area kuburan umum yang cukup luas. Tentu saja berisi ratusan hingga ribuan makam. Bukan cuma itu.
Penataan tempat untuk pembeli juga dibuat lesehan dan terbuka. Sehingga saat pembeli duduk langsung menghadap ke area kuburan luas. Tulisan-tulisan petunjuk juga sengaja dipilih huruf khusus, seolah ada tetesan darah mengalir. Bahkan, logo 'wi-fi' juga dibuat menyerupai poconng.
![]() |
Sugeng menambahkan, warungnya mulai buka sejak pagi hingga larut malam. Tapi paling ramai saat malam hari. Banyak pengunjung datang. Mulai yang datang sekadar untuk makan, sampai yang cuma ngobrol sambil ngopi dan internetan.
![]() |
Sementara salah seorang yang mengaku berasal dari Kalisat, Jember, mengaku sengaja datang karena penasaran setelah nama warung itu ramai dibicarakan di media sosial maupun dari mulut ke mulut.
"Ternyata benar. Lha posisi warungnya saja ada di tengah kompleks kuburan. Saya jadi membayangkan, kalau ngopi malam hari di sini, kayak apa ya ?," aku Laily (24), katanya menggelengkan kepala.