Menu sego pedo godhong jati atau nasi dengan lauk ikan asin peda dengan bungkus daun jati merupakan sajian unik Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Menu ini tidak banyak ditemukan di Kota Kretek tersebut.
Ada satu warung nasi pedo daun jati yang di bilangan Gang 1 Kudus. Atau sekitar 100 meter dari Alun-alun Simpang Tujuh Kudus ke arah Jalan A Yani. Warungnya pun tidak buka setiap waktu. Warung beroperasi hanya hari Selasa sampai Minggu. Untuk Selasa-Sabtu buka mulai pukul 07.00-12.30 WIB. Khusus hari Minggu, beroperasi pukul 05.30-12.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Warung ini berbentuk tenda di tepi jalan. Para penikmat nasi pedo yang melahapnya di lokasi, duduk di beberapa kursi, dengan meja kecil. Kemudian, di sampingnya ada satu unit mobil yang disulap jadi tempat atau etalase memajang tumpukan nasi berbungkus daun jati.
Nikmat dan sederhana itulah yang membuat nasi pedo selalu jadi buruan pelangganya. Terutama saat jam sarapan tiba. Bahkan jika Minggu pagi saat Car Free Day (CFD) warung ini ramai dikerubuti pengunjung.
Adalah Muhammad Faiz Cesar, si pemilik warung Sego Pedo Godong Jati. Kepada detikcom, remaja lulusan SMA di Jekulo Kudus membeberkan sekilas tentang menu kreasinya.
![]() |
"Yang bikin nasi pedo ini istimewa, jelas karena dibungkus dengan daun jati. Aroma daun jati yang mengungkep nasi di dalamnya, menghadirkan rasa sedap tersendiri. Sedap dan dijamin ketagihan," ungkap Faiz saat ditemui di warungnya, Kamis (28/2/2019).
Apa yang disampaikan Faiz soal kenikmatan rasa nasi pedo, bersumber dari sebagian besar pelanggan warungnya. Biasanya sebagai tanda ketagihan, pelanggan meminta satu atau dua bungkus nasi pedo lagi sebagai tambahan.
Porsi nasi yang dibungkus tidak terlalu banyak. Makanya beberapa orang memesan 2 bungkus untuk dimakan sekaligus.
Selain nasinya pulen dengan aroma alami daun jati, rasa asin dan gurih dari daging ikan peda atau pedo jadi ciri khasnya.
![]() |
"Ikan peda atau ikan pedo diolah dengan cara dikukus dagingnya sampai lembut dan disuwir-suwir. Khusus olahan ikan peda, saya turun sendiri. Kalau menanak nasi atau menggoreng lauk lain bisa dikerjakan karyawan," tutur remaja 19 tahun.
Di warungnya saat hari biasa dia dibantu 2-3 karyawan. Sedangkan khusus Minggu ada 10 orang karyawan. Mengingat saat Minggu, warung sering padat. Tak heran khusus Minggu, dua tenda di warung tersebut.
Dalam satu porsi nasi pedo, terdapat daging ikan pedo, campur olahan sayur nangka, dan sambal terasi. Gorengan bakwan dan gorengan tempe adalah lauk yang biasa dilahap penikmat nasi pedo.
Satu porsi nasi pedo dihargai Rp 5 ribu. Ada juga varian nasi cumi dan teri sebagai alternatif jika tak suka melahap ikan peda.
![]() |
Setiap beroperasi, sekitar 200 bungkus nasi pedo daun jati ludes. Sehari dia menghabiskan beras 7-10 kg, ikan pedo sekitar 5 kg, cumi 2 kg, dan teri 5 kg. Dengan jumlah daun jati yang dihabiskan sekitar 200 lembar daun. Tidak membuka cabang di tempat lain.
Seorang penikmat nasi pedo daun jati, Utoro asal Pati, mengaku sangat menikmati nasi pedo. Dia baru kali pertama makan nasi pedo di Kudus. "Kalau di Pati, saya sudah beberapa kali makan nasi pedo tapi bukan dibungkus daun jati. Dibungkus daun jati ternyata sedap," kata Utoro di lokasi.
(adr/odi)