Ratusan Tahun Lalu 7 Makanan Populer Ini Tidak Disukai Orang

Ratusan Tahun Lalu 7 Makanan Populer Ini Tidak Disukai Orang

Sonia Basoni - detikFood
Rabu, 20 Feb 2019 12:50 WIB
Ratusan Tahun Lalu 7 Makanan Populer Ini Tidak Disukai Orang
Foto: iStock
Jakarta - Tren di dunia kuliner selalu berubah. Banyak makanan populer yang kini digemari orang, berabad lalu justru dianggap sebagai makanan yang tidak enak.

Sama seperti perkembangan tren fashion, makanan pun memiliki rotasi tren tersendiri. Setiap tahunnya, tren makanan selalu berganti. Ratusan tahun yang lalu ada beberapa makanan yang justru dibenci dan kurang populer, seperti yang dilansir dari Reader's Digest (19/02).

Baca Juga: Ternyata Ini 5 Bahan Makanan Paling Populer Sepanjang 2017

Lobster

Foto: iStock
Lobster merupakan salah satu hidangan seafood yang memiliki harga tinggi. Padahal dulu, lobster merupakan makanan yang tidak disukai. Lobster dipandang sebagai makanan yang cocok disajikan untuk para narapidana di dalam penjara. Bahkan dulu ada aturan yang membatasi konsumsi lobster, untuk para narapidana.

Lobster sendiri mulai disukai benyak orang di era digital, menurut ahli diet Julia Werth, lobster memiliki tampilan yang cantik dan Instagrammable. Selain itu lobster juga tinggi akan protein, dan memiliki rasa yang enak.

Kentang

Foto: iStock
Siapa yang tidak suka dengan makanan dari olahan kentang? Seperti renyahnya kentang goreng, kentang tumbuk, hingga kentang panggang. Dulu kentang dianggap sebagai makanan untuk orang miskin, di wilayah Eropa.

Tapi semakin meningkatnya popularitas kentang, ditambah dengan inovasi dari hidangan kentang. Makanan berbahan dasar kentang semakin diminati, terutama ketika french fries mulai terkenal. Menurut beberapa ahli gizi, kentang merupakan sumber serat dan potassium terutama ketika dimakan dengan kulitnya.

Cokelat

Foto: iStock
Siapa yang menyangka bahwa cokelat ternyata sempat menjadi makanan yang kurang populer. Dulu ketika biji cokelat pertama kali dikenalkan dalam bentuk minuman pahit, banyak orang yang tidak menyukainya. Tapi ratusan tahun kemudian, cokelat menjadi makanan yang sangat populer di seluruh dunia.

Rasa pahit dari biji cokelat sudah dicampur dengan berbagai bahan lain, seperti susu hingga gula. Menurut ahli diet Julia Werth, mengonsumsi cokelat hitam dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan anti oksidan.

Kaldu

Foto: iStock
Kaldu tulang biasanya membuat masakan rasanya menjadi lebih enak dan gurih. Tapi dulu kaldu dianggap sebagai makanan yang tidak umum. Apalagi dulu, sisa tulang dari olahan makanan biasanya disajikan sebagai makanan anjing.

Entah kapan sisa tulang dari daging sapi atau hewan lainnya, mulai disulap menjadi kaldu untuk dicampur ke dalam berbagai hidangan. Tapi kaldu ini mengandung protein yang tinggi dan rendah kalori.

Kaviar

Foto: iStock
Kaviar atau telur ikan sturgeon, masuk ke dalam salah satu makanan yang paling mahal di dunia. Tapi ratusan tahun yang lalu, kaviar dianggap sebagai makanan untuk orang miskin. Hal ini mulai berubah di tahun 1910, ketika populasi ikan sturgeon mulai menurun karena terlalu sering diambil dan digunakan sebagai makanan.

Sehingga populasi ikan ini sempat langka selama beberapa generasi, dan mulai berkembang kembali menjadi industri makanan mahal lewat kaviar yang disajikan di tempat hingga restoran mewah.

Tomat

Foto: iStock
Beberapa ratus tahun yang lalu tomat sering disebut sebagai apel beracun, dulu sempat ada yang keracunan setelah menyantap tomat ini. Sehingga tomat selalu dihindari dan dianggap sebagai makanan yang berbahaya. Namun, setelah berkembangnya dunia medis, akhirnya tomat mulai banyak digunakan sebagai campuran makanan.

Kini tomat digunakan untuk berbagai hidangan di seluruh belahan dunia. Mulai dari campuran saus, salada, hingga sebagai makanan pelengkap.

Kol

Foto: iStock
Sejak dulu banyak orang yang mengonsumsi sayur kol, tapi anehnya sayur kol tidak pernah dianggap sebagai makanan yang populer di wilayah Amerika. Hingga akhirnya sayur kol mulai dikenalkan di Amerika, dan masuknya kuliner dari negara lain.

Seperti kimchi dari Korea, yang berbahan dasar sayul kol. Lalu kini banyak juga jenis kol yang mulai dijual di supermarket, dan menurut Julia Werth, sayur kol ini menyediakan probiotik yang sehat dan kaya manfaat untuk tubuh.

Baca Juga: Makanan Indonesia Juga Populer di Amerika, Ini 5 Restoran Indonesia di Los Angeles
Halaman 2 dari 8
(sob/odi)

Hide Ads