Berdasarkan keterangan Food and Agriculture Organization of the United States (FAO), sepertiga makanan yang diproduksi untuk kebutuhan hidup manusia terbuang begitu saja. Jika dihitung, angkanya mencapai 1.3 miliar ton.
Sayur dan buah-buahan jadi bahan makanan yang menempati posisi tertinggi. Melihat hal ini, dua gadis asal Belanda bernama Elzelinde Van Doleweerd dan Vita Broeken membuat sebuah inovasi.
![]() |
Baca juga: Aplikasi Ini Bisa Kurangi Limbah Makanan dengan Berbagi Makanan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide awal inovasi ini terbesit saat Elzelinde memasuki tahun terakhirnya di Universitas Eindhoven. Ia memiliki ide untuk mengolah limbah makanan dengan memanfaatkan teknologi cetak 3D. Tentunya dengan tetap menghasilkan produk baru yang layak konsumsi.
![]() |
Idenya terealisasi lewat limbah roti sebagai fokus awal. Sebab di Belanda, roti jadi makanan yang paling banyak terbuang.
Elzelinde pun menumbuk roti sisa dan menambahkan rempah-rempah. Penggunaan rempah-rempah bertujuan untuk memberi aroma. Setelahnya, ia mengisi jarum suntik khusus dengan adonan tadi dan menyuntikkannya ke dalam printer.
Kemudian, Elzelinde memanggang dan mengeringkan makanan yang dicetak. Sehingga makanan itu bisa bertahan lebih lama. Hasil akhirnya berupa sajian renyah yang lezat.
Berdasarkan keterangan Forbes (24/12), inovasi milik Elzelinde dan temannya ini dipamerkan dalam Dutch Design Week 2018 akhir Oktober lalu. Pendaurulangan limbah makanan ini mendapat tanggapan positif dari banyak orang.
![]() |
Keduanya akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah perusahaan baru bernama Upprinting Food. Perusahaan itulah yang menaungi seluruh kreasi limbah makanan buatan dua gadis yang masih berusia 20 tahunan itu.
Berkat inovasi ini, keduanya meraih penghargaan di ECO Coin Awards 2018 sebagai 'outstanding ecological heroes' lewat promosi dari sebuah organisasi Belanda, Next Nature Network.
Baca juga: Kurangi Pemusnahan Ayam Jantan, Peneliti Ini Buat Detektor Kelamin Telur Ayam (dvs/odi)