"Saya mengeksplorasi sekaligus melakukan kurasi terhadap makanan khas Banyuwangi," ujar William saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (2/11/2018).
Eksplorasi kuliner ini dilakukan untuk menyambut acara internasional di Banyuwangi pada Mei mendatang. "Pada Mei tahun depan, seluruh kedutaan besar yang ada di Laos bakal menggelar acara di Banyuwangi. Jadi, kita mempersiapkan banyak hal untuk ditampilkan, termasuk kulinernya," katanya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita coba pelajari cita rasa lokal, kemudian kami sesuaikan dengan cita rasa internasional. Seperti penggunaan rasa pedas. Orang Banyuwangi tentu berbeda cara menikmatinya dengan dunia barat. Hal inilah yang kita eksplorasi," tutur William yang dikenal menguasai seni masakan Eropa dan Asia.
Menurutnya Banyuwangi dipilih karena memiliki keunikan tersendiri. Banyuwangi yang sedang naik daun diharapkan mampu memberikan pengalaman berbeda bagi para duta besar yang ada di Laos.
"Kalau di Bali dan Jakarta, mereka mungkin pernah berkunjung. Maka atas inisiatif dari Laos, memilih Banyuwangi agar para dubes negara lain yang bertugas di Laos memiliki pengalaman baru," ujarnya.
Kuliner Banyuwangi juga dinilai memiliki kekhasan tersendiri. Seperti pecel pitik yang dikenal sebagai makanan pengiring saat acara ritual atau tradisi adat Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi.
![]() |
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas dipilihnya Banyuwangi sebagai tempat pertemuan para diplomat asing tersebut.
"Ini kehormatan bagi kami, daerah kecil di ujung timur Pulau Jawa yang sedang bekerja untuk berkembang, ternyata dipilih sebagai tempat pertemuan para diplomat. Tentu momen tersebut menjadi instrumen pemasaran yang efektif bagi Banyuwangi," ujar Anas.
"Kami juga berterima kasih ke Pak William Wongso yang punya dedikasi luar biasa mengangkat kuliner lokal," pungkasnya. (dvs/odi)