Ada cita rasa terpendam di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Kumejing Kecamatan Wadaslintang. Meskipun menjadi desa terisolir, namun Kumejing punya pesona alam, kekayaan hasil bumi serta kuliner yang khas. Desa yang bisa dicapai dengan melintasi eaduk Wadaslintang ini punya panorama alam menyejukkan.
Selain waduk, desa ini juga punya sajian kuliner unik yang enak dinikmati dengan iringan semilir angin. Salah satu kuliner yang sayang untuk dilewatkan di Desa Kumejing adalah bucu pendem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sepintas, kuliner khas desa ujung selatan Wonosobo ini seperti nasi tumpeng pada umumnya. Nasi dilengkapi dengan aneka lauk-pauk. Namun jangan kaget, saat mengaduk nasi para pecinta kuliner akan menemukan 'ingkung' atau ayam utuh yang dipendam di dalam nasi. Rasanya, asin, manis dan sedikit pedas. Belum lagi taburan serundeng kelapa di antara nasi tentu yang gurih wangi.
Ayam ingkung ini merupakan sebutan ayam kampung yang dimasak utuh berikut kepala dan ceker. Dibumbui lengkap dan dimasak perlahan hingga empuk. Sajian ayam ini biasa dipakai untuk tumpeng sebagai ucapan syukur.
![]() |
Bucu pendem di desa Kumejing ini biasa disantap bersama-sama dengan menggunakan tampah atau wadah besar. Namun, juga bisa menggunakan piring seperti biasa. Kepala Desa Kumejing Endar Aditria Kurniawan mengatakan, cara memasak bucu pendem yang tidak biasa ini membuat cita rasa semakin nikmat.
"Misalnya, ayam dibakar terlebih dahulu. Kemudian, dimasukkan ke dalam nasi dan dikukus bersama dengan nasi. Cara ini yang membuat daging ingkung ayam semakin empuk," terang Endar.
Uniknya, kuliner ini sampai sekarang masih dilestarikan sebagai makanan untuk menyambut tamu. Biasanya, jika ada tamu datang dari luar daerah, akan disuguhi bucu pendem.
![]() |
"Sampai sekarang, tradisi ini masih dilakukan warga. Juga pemerintah desa, jika ada tamu pasti dihidangkan kuliner khas sini yakni bucu pendem," jelasnya. Tidak hanya itu, untuk acara-acara besar lainnya di Kumejing, warga juga membuat bucu pendem. Misalnya, selamatan membuka jalan, hingga peringatan lainnya.
"Biasanya sebelum membuka jalan atau ada hajat warga juga membuat bucu pendem," tutupnya. (odi/odi)