Semua berawal dari sebuah video yang diunggah oleh akun @missydepino. Video tersebut memperlihatkan dua orang pria berkulit hitam yang sedang diborgol oleh beberapa anggota kepolisian setempat. Salah satu pengunjung juga terlihat menanyakan, apa yang diperbuat keduanya. Karena banyak pengunjung yang melihat kalau mereka berdua tidak melakukan apa pun.
![]() |
Dalam kicauannya, akun @missydepino menuliskan, "@Starbucks, Polisi sengaja ditelpon karena dua lelaki ini tidak memesan apa pun. Mereka hanya menunggu salah satu temannya datang, jadi mereka diborgol karena tidak melakukan apa pun. Banyak orang yang heran kenapa ini tidak terjadi pada kami jika melakukan hal yang sama."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir BuzzFeed (15/4), orang yang ditunggu kedua pria itu bernama Andrew Yaffe. Yaffe sendiri merupakan seorang pengelola perusahaan real estate dan ingin bertemu kedua pria tadi untuk bicara soal bisnis.
Pengacara kedua pria tersebut akhirnya angkat bicara. Menurut Lauren A. Wimmer, kliennya sengaja tidak memesan lebih dulu karena menunggu Yaffe. Namun saat mereka menunggu, manajer Starbucks malah meminta keduanya pergi. Wimmer menambahkan, saat kliennya bicara soal hanya menunggu teman, sang manajernya kemudian malah menelpon 911.
Sayangnya, begitu Yaffe tiba keduanya tetap dinyatakan melakukan sebuah pelanggaran oleh pihak kepolisian. Wimmer akhirnya geram dan berkicau, "Diskriminasi paling terang-terangan berdasarkan ras mereka."
![]() |
Namun akhirnya keduanya dibebaskan pukul 02:00 jumat pagi. Setelah ditahan pada pukul 16:30 sore di hari kamis. Meski demikin, banyak pelanggan yang kecewa pada sikap manajer Starbucks. Sebagian dari mereka jadi saksi mata bahwa kedua pria tadi tidak melakukan apa pun.
"Kedua pria itu dengan sopan bertanya, kenapa mereka diminta pergi dan tidak diberi alasan lain selain karena mereka tidak membeli sesuatu," tutur salah seorang saksi mata bernama Michelle Saahene pada NBC Philadelphia (14/4).
Pemerintah wilayah Philladelphia juga menyayangkan kejadian ini. "Saya sedih melihat Philadelphia jadi sorotan utama karena kejadian yang kita ketahui saat ini terjadi hingga mencerminkan diskriminasi rasial di tahun 2018," tutur Jim Kenney selaku Walikota Philadelphia.
![]() |
"Starbucks tidak hanya tempat untuk membeli secangkir kopi, tapi juga tempat untuk bertemu teman atau keluarga atau mengerjakan kerjaan. Seperti retail lain yang ada di wilayah kami, Starbucks seharusnya jadi tempat di mana orang di perlakukan sama, tidak memandang warna kulitnya," tambahnya.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui langkah Starbucks setelah ramainya #BoycottStarbucks menggema di sini:
Pihak Starbucks akhirnya menyatakan permintaan maaf lewat akun Twitter resminya.
"Kami memohon maaf pada dua pria dan pelanggan dan bagi yang kecewa atas kejadian penangkapan ini. Kami akan menindaklanjuti hal ini dengan serius dan perlu melakukan banyak hal untuk menangani kejadian di geari kami. Kami akan meninjau kembali peraturan yang ada dan tetap akan terlibat dalam masyarakat dan kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang kembali di mana pun," cuit akun @starbucks.
Baca Juga: Terlalu! Pria Ini Mengaku Pengacara dan Tak Mau Bayar Makanan yang Dipesan
(lus/odi)