Meski Bahan Baku Makin Langka, Kecap 'cap Buah Siwalan' Tetap Bertahan

Meski Bahan Baku Makin Langka, Kecap 'cap Buah Siwalan' Tetap Bertahan

Arif Syaefudin - detikFood
Rabu, 28 Mar 2018 11:05 WIB
Foto: Arif Syaefudin/detikcom
Rembang - Daerah pesisir Rembang bukan hanya kaya akan hasil laut tetapi juga punya kecap manis istimewa. Memakai gula siwalan yang gurih legit.

Seperti halnya produk kecap rumahan di kota-kota kecil yang memiliki keunikan, kecap Siwalan yang ada di Rembang juga punya bahan khas. Selain kedelai, mereka memakai gula siwalan.

Sebagai daerah pesisir kering, seperti halnya Lamongan, Rembang juga ditumbuhi banyak pohon siwalan. Produk gula siwalan menjadi salah satu bahan kecap manis ini. Karenanya diberi nama 'Kecap Siwalan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski Bahan Baku Makin Langka, Kecap 'cap Buah Siwalan' Tetap Bertahan Foto: Arif Syaefudin/detikcom

Tidak seperti gula kelapa atau gula aren, gula siwalan dibuat dari air nira yang disadap dari pohon siwalan. Air yang tertampung ini dikenal sebagai legen. Umumnya diminum langsung sebagai penyegar.

Untuk proses pembuatan gula siwalan sama seperti gula merah. Air legen direbus hingga mengental lalu dicetak. Gula ini berwarna cokelat terang dengan rasa manis legit dengan sedikit aksen asam yang unik.

Kecap 'cap Buah Siwalan' yang memakai bahan gula siwalan ini mulai diproduksi pada tahun 1985 oleh Syakirin warga Desa Pedak Kecamatan Sulang, Rembang. Menginjak tahun 2000 an, perusahaan kecap siwalan ini diteruskan oleh anaknya, Ahmad Sofian.

Meski Bahan Baku Makin Langka, Kecap 'cap Buah Siwalan' Tetap Bertahan Foto: Arif Syaefudin/detikcom

Menurut Ahmad Sofian saat ini pemasaran kecap siwalan mulai merambah ke luar kota, meskipun masih didominasi dengan pelanggan lokal Rembang. Setiap hari, mampu memproduksi hingga 700 botol ukuran 600 mililiter.

"Alhamdulillah sampai sekarang masih tetap produksi dan mulai merambah ke pasar luar kota, seperti kabupaten-kabupaten tetangga, ada Pati, Blora, Grobogan. Kalau dibandingkan dengan kecap lain, ini rasanya lebih manis dan gurih," tuturnya, saat ditemui di rumah produksi kecap 'cap Buah Siwalan' miliknya di Desa Pedak Kecamatan Sulang, Rembang.

Produksi kecap manis 'cap Buah Siwalan' dimulai dari perebusan bahan pokok yakni gula siwalan agar mencair. Kemudian dimasak dalam sebuah wajan berukuran besar dengan memakai kayu bakar. Kemudian diracik dengan sejumlah bumbu lainnya.

"Setelah dimasak nanti hasilnya kita filter pakai kain halus. Karena kan pasti ada ampasnya, agar ampas tidak ikut. Setelah itu dimasukkan ke bejana pengisian, langsung di-packing," papar Sofian.

Meski Bahan Baku Makin Langka, Kecap 'cap Buah Siwalan' Tetap Bertahan Foto: Arif Syaefudin/detikcom

Ia mengaku bersyukur produk kecap 'cap Buah Siwalan' miliknya masih bisa bertahan hingga saat ini, bahkan terbilang sukses. Jika dikalkulasi, omsetnya dalam sebulan bisa mencapai Rp 180 juta.

Namun, Sofian mengaku khawatir. Sebab, bahan pokok gula siwalan saat ini terbilang langka. Bahkan akhir-akhir ini sering mengalami kekosongan stok. Ia pun harus menyiasati bahan pokok tersebut dengan pencampuran bahan lainnya.

"Sejak tahun 2000 an bahan dasar yang semula menggunakan gula siwalan, terpaksa harus kita siasati pakai gula kelapa. Apalagi saat ini, gula siwalan sulit sekali dicari, bahkan bisa dibilang habis. Ya rasanya memang tetap enak pakai gula siwalan, tapi ini kondisinya," katanya.

Kecap manis 'cap Buah Siwalan' dikemas dalam berbagai ukuran. Dnegan labael bertulisan ' Kecap Enak Sampurna cap Buah Siwalan'. Ada sachet dan ada juga kemasan botol. Harganya mulai Rp 7.000, sampai Rp 14.000. Mudah didapat di daerah Rembang dan sekitarnya.


[Gambas:Video 20detik]

(odi/odi)

Hide Ads