Sudah 68 Tahun Kecap 'Kuda Terbang' dari Salatiga Melezatkan Masakan

Sudah 68 Tahun Kecap 'Kuda Terbang' dari Salatiga Melezatkan Masakan

Eko Susanto - detikFood
Selasa, 27 Mar 2018 08:52 WIB
Foto: Eko Susanto/detikcom
Jakarta - Tiap daerah punya racikan kecap manis lokal yang unik aroma dan rasanya. Seperti kecap manis legendaris Kuda Terbang dari Salatiga, Jawa Tengah ini.

Kecap manis merupakan salah satu penyedap khas Indonesia. Kecap inipun diproduksi pabrik maupun dengan cara tradisional. Rasa kecap buatan pabrik umumnya sama karena sudah memakai standar.

Sementara kecap manis buatan rumahan atau home industry punya rasa dan kualitas lebih baik karena diolah dengan cara tradisional. Karenanya kecap manis produksi lokal, di banyak kota di pulau Jawa khususnya tetap bertahan hingga sekarang. Penggemar kecap artisan ini juga masih bertahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sudah 68 Tahun Kecap 'Kuda Terbang' dari Salatiga Melezatkan MasakanFoto: Eko Susanto/detikcom

Seperti di Kota Salatiga ada pembuat kecap tradisional yang masih bertahan hingga sekarang. Kecap yang diproduksi semenjak tahun 1950 tersebut merupakan usaha home industry berada di Jalan Progo 151, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

Produk yang diberi nama Kecap Manis Cap Kuda Terbang ini kali pertama diproduksi Nyonya Tugirah bersama suaminya, Oei Kiem Liong. Usaha pembuatan kecap secara tradisional tersebut, kemudian diteruskan puteranya. Kini pun usaha tersebut masih bertahan dan telah memasuki generasi ketiga.

Sudah 68 Tahun Kecap 'Kuda Terbang' dari Salatiga Melezatkan MasakanFoto: Eko Susanto/detikcom

"Kecap Kuda Terbang ini diproduksi semenjak tahun 1950. Sekarang ini sudah generasi ketiga, kami meneruskan usaha dari mbah dan orangtua," kata Cahyo Nugroho (37), saat ditemui di tempat produksi kecap di Salatiga, Senin (26/3/2018), sore.

Adapun untuk bahan baku kecap manis ini pun memakai gula merah atau gula kelapa. Untuk gula merah didatangkan dari Kebumen, Cilacap dan Purbalingga, sedangkan kedelai lokal yang dibeli di Kota Salatiga. Untuk proses pembuatan menggunakan dua tungku, kemudian sekali produksi menghabiskan 750 kg gula merah serta 5-10 kg kedelai.

"Proses produksi membutuhkan waktu 4-5 jam. Untuk memasaknya, kami memakai kayu bakar, selain mempertahanan cipta rasa juga lebih irit," tuturnya seraya menyebut produksi dilakukan 2 hari sekali.

Sudah 68 Tahun Kecap 'Kuda Terbang' dari Salatiga Melezatkan MasakanFoto: Eko Susanto/detikcom

Untuk penjualan kecap manis Kuda Terbang ini meliputi wilayah Semarang, Kendal, Grobogan, Solo, Klaten dan kini mulai masuk wilayah Jogja. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, untuk memasarkan produksinya dengan cara konvensional dan menggunakan media sosial.

"Sampai sekarang cara konvensional masih jalan, memakai media sosial juga. Kami mengirim kepada para distributor yang ada di beberapa kota tersebut," kata dia. Adapun untuk pengepakan penjualan memakai botol plastik, botol kaca, plastik bantalan hingga memakai jeriken. Untuk harga jualnya satu botol ukuran 600 mili sebesar Rp16.000.

"Kecap Kuda Terbang harga lebih mahal untuk kelas premium, kemudian sejak 2 tahun terakhir kami membuat kecap cap Kaloka dan Doro. Untuk Kaloka dan Doro ini bagi konsumen kelas menengah ke bawah dengan harga Rp 7.000," ujarnya.

Bahan baku untuk kecap Kaloka dan Doro memakai gula tebu yang harganya lebih murah. Hal ini dilakukan karena adanya permintaan pasar menginginkan kecap dengan harga yang relatif lebih murah.

"Cap Kaloka dan Doro ini penjualan merambah hingga luar Jawa yakni di Kalimantan Barat dan Riau. Mereka mengetahui dari internet," pungkasnya.

(odi/odi)

Hide Ads