Dari informasi yang diterima detikcom, buah khas asal Bumi Sriwijaya ini terlihat mulai menguning di batang. Diperkirakan dalam sepekan ke depan buah ini sudah mulai membanjiri sebagian wilayah di Indonesia.
"Sekarang sebenarnya buah duku sudah mulai menguning, ada juga yang sudah panen sejak Februari lalu. Untuk di Ulu dan Ulak daerah OKU, rata-rata sudah siap panen semua," kata Fauzi Suhaimi, salah seorang pemilik kebun duku saat dikonfirmasi detikcom melalui telepon seluler, Rabu (7/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk di wilayah Lubuk Dalam, kata Fauzi, harga duku terbilang sudah mulai menurun karena telah memasuki musim panen raya. Terakhir duku miliknya hanya dibeli seharga Rp 5.500 - 6.000/Kg.
Harga inipun dipatok secara merata saat tengkulak mengambil dari petani dengan cara borongan untuk dikirim ke daerah lain. Padahal pada bulan lalu, buah duku di kebun miliknya masih dihargai Rp 7.500/Kg.
"Bulan lalu harga duku dari petani masih cukup tinggi. Untuk 1 Kg masih Rp 7.500, belinya sama dengan sistem borong dan untuk dikirim sampai ke Riau, Medan dan daerah lain di pulau Jawa," katanya.
Diakui Fauzi, panen duku pada tahun ini memang tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Cuaca ekstrim diklaim turut mempengaruhi hasil panen.
![]() |
Salah seorang pedagang duku , Hafis mengaku hanya menjual duku seharga Rp 6.500 - Rp 8.000 di pasaran. Harga ini menyesuaikan saat musim panen raya di sejumlah daerah yang ada di Komering.
"Sekarang kami di pasar hanya jual seharga Rp 6.500 sampai Rp 8.000/Kg. Harga jual juga menyesuaikan dengan pembelian di petani. Naik turun harga juga lihat kondisi apakah sudah masuk panen raya atau belum," kata Hafis saat ditemui di Pasar 10 Ulu Palembang.
Untuk duku dengan kualitas super, dia mengaku datang dari wilayah Komering, seperti OKU, Ogan Komering Ilir dan OKU Timur.
![]() |
Namun begitu, sebenarnya duku yang beredar di pasaran juga datang dari sejumlah daerah seperti Ogan Ilir, Muara Enim, Musi Banyuasin dan Lahat.
"Kalau untuk kualitas super itu hanya duku Komering, kulit tipis, biji kecil, manis dan dan besar. Daerah lain juga sebenarnya ada, tapi tidak seperti duku Komering," tutup pria yang akrab disapa Pak Haji ini.
(adr/odi)