Pada tanggal 12 April 1961, astronot asal Rusia, Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang mengunjungi luar angkasa menggunakan pesawat Vostok 3KA-3. Pada penerbangan, yang berlangsung selama 108 menit ini, Gagarin menikmati makanan dari dalam tabung berbentuk mirip pasta gigi.
Tabung makanan ini diisi dengan 160 gram pure daging dan ada juga tabung makanan berisi saus cokelat. Para ilmuwan tidak yakin dengan penyerapan makanan dalam tubuh manusia selama berada di gravitasi nol. Namun Gagarin mengatakan ia bisa mengunyah makanan dengan sangat mudah layaknya berada di bumi. Hanya saja ia mengeluhkan rasa daging yang dianggapnya tidak enak.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1973, program Skylab NASA mengenalkan alat pendingin yang memungkinkan astronot menyiapkan makanan seperti di bumi. Setidaknya ada 72 jenis makanan di dapur kapal induk.
Saat ini, pendingin di atas pesawat ruang angkasa sangat terbatas dan menunya sangat bergantung pada makanan kering beku. Meski ada keterbatasan makan di gravitasi nol, makanan ruang angkasa kini lebih baik dari sebelumnya.
Untuk sarapan, astronot NASA diberi oatmeal hangat, wafel dan telur beku. Badan Eksplorasi Aerospace Jepang (JAXA) bahkan mengirimkan astronotnya ke ruang angkasa dengan sushi, ramen dan nasi dengan umeboshi.
![]() |
"Makanannya sangat mirip dengan makanan yang mungkin Anda makan di bumi," kata Dr. Grace Douglas, Kepala Ilmuwan Teknologi Pangan NASA. "Tentu saja, ada persyaratan kebutuhan nutrisi yang sangat ketat dan semuanya ada dalam paket-paket makan terpisah, namun para astronot mendapatkan menu standar yang dipenuhi makanan sehari-hari biasa," lanjut Dr. Douglas.
Tapi ketika NASA merencanakan untuk mengirim manusia ke Mars dalam misi InSight Mission yang akan datang, mereka menciptakan makanan yang benar-benar baru.
"Sebagian besar makanan kita saat ini memiliki umur simpan satu setengah sampai tiga tahun," jelas Dr. Douglas. "Tapi untuk misi InSight, kita perlu menciptakan makanan dengan masa simpan lima tahun. Ini rumit karena kita mempertimbangkan kehilangan gizi dan kehilangan kualitas makanan dari waktu ke waktu, jadi kita harus menemukan teknologi baru yang dapat menstabilkan hal ini."
Karena pesawat antariksa memiliki batas maksimum muatan, maka sebagian besar makanan yang dibutuhkan untuk InSight Mission ini akan dikirim ke Mars sebelum para astronot tiba. Begitu makanan tiba dengan selamat, tim astronot akan mengikuti perjalanannya, mengambil enam bulan untuk melakukan perjalanan yang sulit dari Bumi ke Mars.
Setelah para astronot tiba di Mars, mereka akan bertemu dengan persediaan yang dibutuhkan untuk bertahan di planet Mars selama satu setengah tahun dan kembali menempuh perjalanan enam bulan menuju ke Bumi.
Selain menemukan makanan dengan masa simpan lima tahun yang memecahkan rekor, ilmuwan makanan NASA juga bertugas menciptakan pilihan makan siang dan makan malam yang lebih bervariasi. Ini dilakukan agar astronot tidak merasa bosan dengan menu makanannya.
![]() |
Saat di Mars, para astronot hanya akan melihat pemandangan berbatu yang tak berubah yang terbungkus debu merah kusam. Di atas pesawat ruang angkasa, mereka akan merasa terisolasi dalam ruang tinggal yang terbatas. Di saat ini, percakapan real-time dengan teman, keluarga dan kontrol misi tidak mungkin dilakukan, karena jarak tempuh 225 juta km dari Mars ke Bumi membuat penundaan komunikasi hingga 20 menit.
"Saya tahu NASA sangat memperhatikan kesejahteraan psikologis astronot di perjalanan ke Mars, karena potensi kebosanan begitu besar," kata Dr. Jeff Hoffman, mantan astronot NASA dan profesor aerobik dan astronautika di MIT.
"Dalam perjalanan ke Mars, mereka akan berada di pesawat kecil yang sama, melihat ke luar jendela dengan pandangan yang sama selama berbulan-bulan. Paling tidak, memiliki berbagai makanan enak akan membantu kesehatan psikologis," tutupnya. (dvs/odi)