Warung Soto Koya Belanda ini ada di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton. Soto ini dikenal dengan rasa yang gurih khas, sangat berbeda dengan racikan soto pada umumnya.
Diberi nama soto Belanda, bukan karena berasal dari negeri kincir angin tetapi karena soto ini sudah dikenal kelezatannya sejak jaman penjajahan kolonial Belanda. Pertama kali diracik oleh almarhum Saminah dan kini dilanjutkan oleh generasi ke dua, putrinya yakni ibu Jitro (64). Ia mulai melanjutkan usaha ini pada tahun 1980 an hingga sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mereka mengenal nama asli soto Sumbernyar Paiton sebagai soto Belanda. Selain warga biasa, pembelinya juga berasal dari kalangan pejabat pemkab setempat, pekerja proyek PLTU, serta para guru.
![]() |
Warung ini buka sejak pukul 09.00 pagi hingga sore hari. Soto koya ini berkuah kuning dan diracik sejak dulu dengan resep yang sama. Ciri khasnya memakai koya atau kelapa parut yang disangrai hingga kecokelatan lalu digerus halus bersama bawang merah goreng.
Ayam yang dipakai ayam kampung. Sedangkan kuahnya memakai santan encer dan bumbu kuning. Selintas tampilannya mirip soto Lamongan yang memakai taburan koya juga. hanya saja soto Belanda lebih gurih karena paduan santan encer dan koya sebagai pelengkapnya.
![]() |
Racikan semangkuk soto terdiri dari suwiran ayam, dan tauge yang disiram kaldu ayam panas. Taburannya berupa koya berwarna kuning kecokelatan. Tinggal tambah sambal kalau suka pedas. Lebih enak lagi soto ini selalu disajikan panas mengepul!
Satu lagi yang jadi keunikan racikan soto Belanda ini adalah pemakaian perkedel singkong. Singkong kukus yang dihaluskan dan dibentuk bulatan besar. Rasanya empuk gurih sehingga cocok disantap dengan soto. Selain singkong ada nasi putih sebagai pilihan.
"Kata orang-orang rasanya sangat khas, padahal tidak ada bumbu atau bahan yang rahasia. Saya hanya pakai bumbu kacang tanah dan koya yang khas saja,"aku ibu Jitro, saat ditemui detikfood di warungnnya, Rabu (21/2/2018).
"Setiap sore saya dan istri jajan soto di sini, kadang dibawa pulang, kadang dinikmati langsung di tempat. Rasanya memang sangat sangat khas," ujar Ahmad yang selalu jajan soto ini saat pulang ke Paiton.
![]() |
Hal serupa dikatakan oleh, Marwati, seorang pelanggan, dia memilih soto Belanda karena semua keluarganya sangat menyukai rasa khas dari soto ini.
"Hampir tiap hari saya beli soto disini . Bahkan kalau ada kegiatan di rumah, saya pasti membeli soto ini untuk dijadikan hidangan tamu. Apalagi harganya sangat ekonomis sekali yakni satu porsi hanya Rp 10.000 ribu rupiah saja,"jelasnya.
Warung soto Belanda ini ada di dua wilayah di Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton juga ada di jalan Kampung Melayu Kecamatan Kraksaan tepatnya di kedai Mochamad Ali. Kalau melintasi kawasan ini jangan lupa nyoto Belanda dulu!
(lus/odi)