Ah, Gurih Pedas Sate Srepeh Khas Rembang Bikinan Bu Slamet​!

Ah, Gurih Pedas Sate Srepeh Khas Rembang Bikinan Bu Slamet​!

Arif Syaefudin - detikFood
Sabtu, 06 Jan 2018 15:15 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Sate srepeh, ikon kuliner Kabupaten Rembang, dikenal sebagai masakan legendaris. Sate ini terbilang unik karena tampilan dan racikannya beda dengan sate ayam lainnya.

Sate ayam dari Madura atau Ponorogo umumnya berupa potongan daging ayam yang ditusuki dengan tusuk sate. Dicelup bumbu dan dibakar di atas bara api. Warnanya kecokelatan dan disajikan dengan saus kacang dan kecap manis.

Berbeda dengan sate srepeh khas Rembang ini. Bumbunya berwarna merah kekuningan, bersantan, dan lebih encer ketimbang bumbu sate pada umumnya. Rasanya manis, namun terdapat sensasi rasa pedas dan gurih. Berbeda jauh dengan rasa sate dengan bumbu kacang ataupun bumbu kecap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ah, Gurih Pedas Sate Srepeh Khas Rembang Bikinan Bu Slamet!Foto: Detikfood
Baca juga : Kuliner Pantura: Pekalongan-Semarang-Rembang

Salah satu penjual sate srepeh di Rembang, Bu Slamet menyebutkan,racikan bumbu sate srepeh menggunakan gula merah, santan dan sejumlah bumbu dapur lainnya seperti bawang merah, bawang putih, garam, dan air.

"Untuk memasak tidak terlalu lama, tergantung takarannya saja. Untuk jualan ini saya biasa menyajikan sampai 5 kg daging ayam," tutur pemilik warung sate srepeh Bu Slamet yang berada di Jalan Yos Sudarso kecamatan kota Rembang ini.

Sate ini biasanya menggunakan daging ayam, jeroan ayam, tapi bisa juga menggunakan daging kambing atau sapi. Biasanya sate srepeh menjadi menu pendamping sajian nasi sambal tahu.
Ah, Gurih Pedas Sate Srepeh Khas Rembang Bikinan Bu Slamet!Foto: Detikfood
"Nasi sambal tahu itu, didalamnya ada tahu yang dipenyet dengan mengguncakan bumbu kecap kacang," jelasnya.

Warung khusus penjual sate srepeh di Rembang sendiri terbilang kian langka. Padahal, peminat dari sate srepeh terbilang sangat tinggi. Bu slamet, dalam membuka dagangannya, hanya dalam kurun waktu 4 jam sudah habis diborong pembeli.

"Buka dari jam 6 pagi, tapi biasanya jam 10 saja sudah habis dagangannya. Kalau masak biasanya mulai sekitar jam 2 pagi," katanya.

Baca juga : Slurrrp, Sedapnya Lontong Tuyuhan Khas Rembang! (dvs/odi)

Hide Ads