Marc Wübbenhorst dari Jerman mengalami penyakit metabolik langka bernama Diabetes insipidus. Penyakit ini membuat Mark terus menerus merasa haus dan mengeluarkan banyak urin setiap harinya.
Dikutip dari Oddity Central (2/12), Mark akan mengalami dehidrasi akut jika berhenti minum air. Arsitek ini bahkan bisa meninggal dalam hitungan jam karena merasa haus luar biasa jika tak menenggak banyak air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kabarnya rasa haus yang dirasakan Mark bukan seperti rasa haus orang normal yang bisa hilang hanya dengan minum 1 sampai 2 gelas air saja. Mark merasa haus terus menerus karena tubuhnya tak bisa mempertahankan air.
Baca Juga: Agar Tak Dehidrasi, Begini Cara Benar Penuhi Kebutuhan Air Selama Berpuasa
Penyakit langka yang dideritanya membuat ginjal Marc membuang cairan sama cepatnya dengan memproses cairan tersebut. Marc tidak pernah bisa menghiraukan rasa hausnya lebih dari 1 jam.
Jika ia mengacuhkan rasa haus, muncul gejala dehidrasi parah seperti bibir kering, pusing dan linglung. Gejala ini biasanya dialami kebanyakan orang dewasa jika kurang cairan selama 2 sampai 3 hari.
![]() |
Meski Diabetes insipidus bisa dialami di umur berapapun, Marc sudah hidup dengan penyakit ini sejak lahir. Saat masih kecil, ia mengaku bisa hadapi konsekuensi dari penyakitnya. Tapi ada satu titik dimana dirinya alami depresi berat.
"Saya mengalami depresi kelelahan. Saya tidak mau masuk Taman Kanak-kanak, menggambar lagi, atau melihat parade lampion," tutur Marc mengenang masa kecilnya.
Tiap hari, Marc memulai harinya dengan minum sebotol besar air. Tak berselang lama, ia harus ke toilet untuk mengeluarkan urinnya. Hal ini semakin berat saat malam hari.
Pria 35 tahun ini mengaku tak pernah tidur lebih dari 2 jam sepanjang hidupnya karena penyakitnya. Ia harus terus menerus bangun, membuat tubuhnya terhidrasi dan ke toilet untuk buang air kecil. Total ia ke toilet bisa sampai 50 kali selama 24 jam.
Baca Juga: Konsumsi Sayuran dan Buah Kaya Air Ini Agar Tak Dehidrasi Selama Puasa
![]() |
Marc juga harus memikirkan segala kemungkinan saat pergi ke luar. Situasi bisa jadi sangat sulit seperti jika ia harus berada di pesawat dalam waktu lama. "Beberapa hal seperti perjalanan panjang, beberapa olahraga, tidak mungkin dilakukan," ujarnya.
Marc bercerita pernah alami insiden dramatis yang membahayakan nyawanya. Kala itu ia naik kereta dari kantornya hanya dengan membawa bekal 1 botol air minum. Harusnya perjalanan itu tidak lama sehingga ia memperkirakan bekal minumnya cukup.
Tak disangka, keretanya alami gangguan sehingga ia tidak bisa mencukupi kebutuhan airnya. Sampai di stasiun, ia sudah alami gejala dehidrasi parah. Ia kebingungan namun beruntung ada temannya yang membantu saat itu.
(adr/adr)