Jajan Rujak di Persimpangan Ini, Siapa Tahu Ketemu Jodoh

Yang Lezat dari Medan

Jajan Rujak di Persimpangan Ini, Siapa Tahu Ketemu Jodoh

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Kamis, 23 Nov 2017 10:52 WIB
Foto: dok. detikFood
Jakarta - Makan rujak buah tak harus di kota Medan. Sedikit melipir ke daerah Medan Tembung, ada deretan penjaja rujak buah.

Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan yang berdekatan dengan Medan Perjuangan dan Medan Timur. Kalau sekarang sekitar 15 menit ke arah Kualanamu.

Nama daerah ini menarik. Karena 'tembung' dalam bahasa Melayu berarti 'pertemuan tak sengaja atau tak direncanakan'. Kawasan yang terkenal sejak dulu adalah Simpang Jodoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jajan Rujak di Persimpangan Ini, Siapa Tahu Ketemu JodohFoto: dok. detikFood

Konon di tahun 1950-an para pekerja PTPN VII selalu berkumpul di simpang pertigaan yang kini dikenal sebagai Pasar VII, Tembung dan Jalan Letda Sujono. Di sisi simpang ini berderet-deret penjual rujak biah dengan lampu minyak. Sambil makan rujak, para duda dan janda pun bertemu dan banyak yang berakhir dengan perjodohan.

Tentu saja kini semua sudah berubah. Jalan raya Tembung makin ramai dan padat. Tetapi deretan penjaja rujak buah masih ada. Beberapa tahun lalu masih berupa gerobak berderet dan tak beraturan.

Kini gerobak diganti dengan counter kaca dengan bingkai aluminium dan deretan penjaja rujak terlihat rapi dan bersih. Dari balik kaca bisa terlihat aneka buah. Jambu cincalo, jambu madu, nanas, timun, bengkuang, pir dan apel.

Jajan Rujak di Persimpangan Ini, Siapa Tahu Ketemu JodohFoto: dok. detikFood

Saat memesan tinggal pilih saja jenis buah yang disuka. Penjual akan menggerus cabe, garam dan terasi di cobek batu ukuran sedang yang ada di depannya. Setelah halus baru ditambah kacang tanah goreng, digerus halus lalu ditambahkan gula merah. Sambal rujak yang pekatpun siap dinikmati dengan potongan buah.

Porsi rujak yang lumayan besar ini dihargai Rp 15.000 dan bisa dimakan berempat. O, ya tingkat kepedasan bisa disesuaikan dengan selera. Karena umumnya hanya tersedia 2 kursi plastik dan counter yang sempit pembeli lebih banyak membungkus untuk dibawa pulang.

Meski kini tak ada lagi perjodohan di remang cahaya lampu teplok, tetapi kawasan pertigaan ini lumayan ramai. Bisa jadi jalur alternatif non-tol menuju bandara Kualanamu. Sebelum ke bandara mampir jajan rujak dulu di sini! Segar, manis dan pedas!

(adr/odi)

Hide Ads