Para ilmuwan di Singapura, Malaysia dan Hong Kong mengidentifikasi apa yang membuat durian bisa memunculkan aroma khas. Melalui teknologi pengurutan (sequencing) yang canggih, periset di National Cancer Centre Singapore (NCCS) dan Duke-NUS Medical School, memetakan genom (keseluruhan informasi genetik) dari duren. Mereka memakai varietas populer, Musang King.
Dikutip dari Next Shark (10/10), mereka menemukan bahwa durian punya sekitar 46.000 gen. Ini dua kali lebih banyak dari manusia. Tidak mengherankan karena tanaman seringkali punya gen lebih kompleks daripada hewan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Pecinta Durian? Yuk, Coba Pizza Hingga Martabak Durian di Sini
Penemuan yang lebih menarik diketahui ketika peneliti fokus pada methionine gamma lyase (MGL). Itu merupakan sebuah enzim yang mengatur produksi senyawa sulfur volatil (VSC) yang mana memicu bau tak sedap pada durian.
Mereka menemukan empat salinan MGL dalam genom durian. Sementara tanaman seperti kakao dan kapas hanya punya satu. Peneliti juga mengamati bahwa MGL hanya aktif saat buahnya matang.
"Bau durian digambarkan sebagai campuran aroma sulfur seperti bawang bombay dengan jejak buah manis dan bumbu sup gurih. Komponen kunci dari bau durian adalah senyawa sulfur volatil atau VSC, yang cirinya disebut sebagai pembusukan, seperti bawang bombay, telur busuk, seperti sulfur dan bawang merah goreng," ucap Bin Tean Teh, deputi direktur di NCCS dan penulis penelitian.
![]() |
Menariknya, dari penelitian diketahui durian sebenarnya terkait dengan kakao. Setelah menelusuri evolusinya 65 juta tahun yang lalu.
Mengetahui genom dari durian dianggap penting untuk konservasinya. Menurut The Straits Times (9/10), ada setidaknya 30 spesies durian lainnya. Sebelas diantaranya bisa dimakan.
Patrick Tan dari Duke-NUS yang ikut dalam studi, berharap bisa melakukan penelitian lebih lanjut.
"Sayangnya beberapa spesies terancam punah. Kami berharap dapat bekerja sama dengan para ahli di wilayah ini untuk menggolongkan genom spesies lain durian, untuk melindungi keragaman hayati dan meningkatkan wawasan mengenai tamanan menarik ini," ujarnya seperti dikutip dari Nature (9/10).
Baca juga: Belah Doeren: Legit Manis Mille Crepes dan Chewy Choux Isi Durian
Adapun studi tentang durian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics itu didanai S$500.000 (Rp 4,9 milyar) oleh seorang pendonor anonim. Donatur itu mengaku dirinya sebagai "pencinta durian". (msa/odi)