Dari jejeran bangunan, toko dan restoran modern di Tokyo, ternyata ada satu toko yang masih menjaga tradisi Jepang dengan menjual tusuk gigi.
Toko mungil tersebut bernama Nihonbashi Saruya. Kabarnya toko berdiri sejak tahun 1704 dan ada pada masa Periode Edo (1603-1868). Yang mendirikan adalah Tokugawa Tsunayoshi, komandan dinasti Tokugawa yang kala itu memimpin Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Istimewa |
Dari luar, tampilan toko Saruya terlihat modern, tapi saat mengintip ke dalam Anda akan mendapati banyak tusuk gigi tradisional. Jenis tusuk gigi ini dipakai dalam upacara minum teh Jepang untuk mengambil makanan manis yang disajikan dengan bubuk teh hijau.
Ukuran dan bentuk tusuk gigi yang dijual di Saruya amat beragam. Kebanyakan adalah jenis tradisional yang disebut kuromoji.
Arti kata kuromoji bisa dua yaitu huruf hitam atau tanaman bernama Lindera umbellata (Spicebush) yang berasal dari wilayah pegunungan di Prefektur Shimane. Tusuk gigi di Saruya kabarnya berbahan kayu berkualitas yang berasal dari tanaman ini.
Foto: Istimewa |
Salah satu tusuk gigi yang paling diminati adalah kemasan Doraemon. Harganya 1.100 yen (Rp 131.000) dengan isian 70 kuromoji. Ada juga Jokaku Youji atau Upper Corner Toothpick. Jenis tusuk gigi ini lebih berkualitas dibanding kuromoji.
Jokaku Youji dibanderol 1.200 yen (Rp 143.000) per kemasan isi 20 buah. Tiap batang tusuk gigi ini dikemas menggunakan kertas Jepang dan ditempatkan dalam kotak kayu berbahan kayu paulownia.
Dikutip dari Sora News 24 (4/3), pegawai Saruya menjelaskan kuromoji dibuat dengan mesin. Sedangkan Jokaku Youji dibuat satu per satu oleh pengrajin. Meski ukurannya lebih tipis, Jokaku Youji tidak mudah patah saat bengkok. Aromanya juga lebih enak sehingga banyak disukai.
Foto: Istimewa |
Semua tusuk gigi di Saruya punya kemasan yang menarik. Tak heran, banyak turis menjadikan tusuk gigi di sini oleh-oleh bagi teman atau keluarga.
Nah, kalau Anda sedang di area Nihonbashi di Tokyo, jangan lewatkan berkunjung ke Saruya. Deretan tusuk gigi di sini cantik dan bernilai sejarah. (msa/odi)

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN