Daging sapi atau kambing kadang didapat dari sisa kurban. Ada yang mengolahnya jadi sup hingga gulai.
Menu sate tetap jadi yang paling banyak dibuat. Sebab pembuatannya tergolong praktis. Daging tinggal diberi bumbu dan dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meski begitu, ternyata daging kurban kurang cocok diolah jadi sate. Menurut Chef Stefu Santoso, daging kurban lebih cocok dimasak dengan proses yang lama. Sekalipun yang digunakan jenis kambing muda.
"Karena kambing yang baru dipotong otot-ototnya akan tegang. Daging harus dipotong dan didiamkan selama kurang lebih 21 hari kalau sapi dan kalau kambing mungkin sekitar kurang lebih 12-15 hari," jelas chef Stefu saat dihubungi detikFood (30/8).
Proses tersebut disebut aging atau pelayuan. Daging dalam keadaan belum dipotong lalu dibungkus. Ini bisa dilakukan di chiller dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius. "Karena (ototnya) tegang jadi butuh didiamkan agar dagingnya lebih rileks," tambahnya.
Baca juga: Ini Beda Daging Sapi Segar, Beku, dan yang Dilayukan
![]() |
Hal serupa juga diakui Budi Lee. Ia menyebut daging kurban kurang disarankan untuk sate. "Tapi kalau mau sate bisa pakai bagian has dalam atau has luar yang lebih empuk. Kalau bagian yang lain sedikit alot," tutur chef Budi kepada detikFood (31/8).
Itulah mengapa banyak orang yang membuat sate saat Idul Adha mengatakan dagingnya seperti karet, sebut chef Budi. "Karena memang kan pada saat pembagian daging kurban kita nggak tau bagian apa yang dikasih. Nah jadinya nggak tau bagian apa, asal sate, ya alot (hasilnya)," pungkas chef Budi.
(msa/odi)