Sejak Maret 2017, Lauren Fortin berikut enam pegawainya dipenjara di China. Mereka hadapi hukuman karena diduga menggunakan tepung terigu kedaluwarsa di bakery Farine.
Bakery ini adalah bakery Prancis ternama yang gerainya tersebar di Shanghai. Dikutip dari The Daily Meal (16/8), kini keluarga Fortin membuat petisi pada pemerintah Prancis guna mengintervensi kasus ini. Pihaknya berharap Fortin bisa dibebaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Gara-Gara Ganti Bahan Resep Kari, Pemilik Restoran Dihukum 6 Tahun Penjara
Semua berawal saat mantan pegawai Farine menyebarkan isu di media sosial. Ia mengatakan bakery menggunakan tepung kedaluwarsa dan tidak memperhatikan higienitas saat membuat roti. Lebih parah lagi, mereka juga menggunakan tepung terigu berjamur.
Tak lama setelah itu Shanghai Food and Drug Administration menginvestigasi kasus ini. Hasilnya ada lebih dari 570 kantung tepung terigu kedaluwarsa yang diimpor dari Prancis di dapur Farine.
Farine lalu mengeluarkan pernyataan resmi. Pihaknya beralasan ada salah paham soal pengartian "best before" yang dipakai oleh produsen tepung di Prancis dan aturan di China yang sangat ketat tentang tanggal kedaluwarsa.
![]() |
Baca Juga: Penipuan Berkedok Festival Makan Palsu Kini Marak di Amerika
Sementara itu, pemilik bakery La Farine, Franck Pecol sedang di Prancis saat masalah ini terjadi sehingga ia tidak ditahan. Dia dilaporkan tidak kembali ke China dan masih akan di sana.
Atas hal ini keluarga Fortin ikut bicara. Mereka menjelaskan Fortin baru bekerja pada Desember 2016 sampai akhirnya ditahan Maret 2017. "Kami menuntut pembebasan segera Fortin dan keterlibatan pemerintah Prancis dalam kasus ini," ujar kakak Fortin dalam keterangan petisinya. Jika Fortin terbukti bersalah ia harus mendekam 15 tahun di penjara.
(adr/odi)