Ailton Manuel da Silva bukan pramusaji biasa. Ia memang mengenakan pakaian seperti staf di kafe atau restoran. Tapi ia tidak bekerja di sana. Ailton justru menjajakan satu nampan minuman dan aneka camilan di jalanan.
Ailton bisa dikatakan seorang "traffic waiter" di Recife, Brazil. Penampilannya yang rapi, mungkin ia bisa diberi gelar pedagang kaki lima paling elegan di dunia, sebut Oddity Central (20/6).
![]() |
Di sana ia menyusun rapi minuman dingin botolan, soda kaleng, popcorn hingga keripik pada nampan besi. Mulai pukul 07.00 sampai 17.30 Ailton berjalan menawarkan aneka makanan dan minuman bagi para pengendara mobil.
Rutinitas ini sudah dilakukannya selama dua tahun. Pada Januari 2015 ketika ia kehilangan ia pekerjaan, Ailton beralih jadi traffic waiter untuk membiayai hidup istri dan tiga anaknya.
Ketika lelah mencari kerja tetap, ia mencoba peruntungan sebagai penjaja kaki lima di perempatan dekat rumahnya. Kala itu ia sudah tahu bahwa pekerjaan ini berat, tapi Ailton tak menyangka orang begitu berprasangka pada penjual di jalanan.
Memakai tank top, celana pendek dan sandal jepit membuat para pengemudi kendaraan tak mau membuka jendela untuk membeli dagangannya. Mereka takut Ailton adalah seorang pelaku kejahatan.
Tak patah semangat, pengalaman itu justru membuat berpikir kalau pekerjaannya perlu sedikit sentuhan berkelas. Ia ubah pakaian kasual jadi lebih elegan. Mulai dari pakaian, celana hingga sepatu. Bahkan Ailton menambah asesoris seperti dasi kupu-kupu hitam dan topi fedora untuk melindunginya dari sengatan matahari.
![]() |
Ia juga bercita-cita bisa mengikuti jejak istri untuk mengambil kuliah suatu hari nanti. Supaya bisa lebih punya kesempatan mendapat kerja layak dan membuka tokonya sendiri.
Sekarang Ailton populer di lingkungannya. Inipun mengundang rasa iri dari kompetitornya. Genilson Luiz, pemilik restoran dekat Ailton bekerja, mengatakan kepada situs Diario Pernambuco bahwa ia sering mendengar pembicaraan penjaja kaki lima lainnya betapa Ailton memonopoli area itu dan membuat jualan mereka tidak laku.
"Mereka tidak pernah bermain fisik dengan dia (Ailton), tapi kami perlu mengingatkan penjaja kaki lima lainnya untuk membiarkan Ailton, menjelaskan kalau sikap dan kerapian Ailton yang menarik pelanggan. Ia selalu memperlakukan orang dengan rasa hormat dan mereka selalu mencari dia ketika mau membeli sesuatu," ujar Luiz.
Sementara itu, hasil kerja keras di jalanan tak hanya ia nikmati bersama keluarga. Tiap bulan ia menyisihkan uang penghasilannya untuk membeli makanan, produk kebersihan dan kasur untuk panti jompo Jesus de Nazare di kota tempat ia dibesarkan.
"Saya tidak punya banyak (uang), tapi saya punya cukup untuk diri sendiri. Selama saya bisa membantu mereka yang lebih buruk (kondisinya) dari saya, saya akan selalu melakukannya," tutur Ailton. (lus/odi)