'Carbophobia' atau takut karbohidrat. Kata ini pertama kali muncul di Inggris yang mencerminkan pola makan yang menghindari asupan karbohidrat. Pelaku diet rendah karbo percaya bahwa memangkas asupan harian karbohidrat dapat membuat tubuh mereka lebih ramping dan sehat.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergeseran pola makan ini telah mempengaruhi penjualan roti, pasta, kentang, dan beras, yang terus menurun di Inggris dan negara
Eropa lainnya.
Bahkan di Italia, restoran khas pasta yang menyajikan spaghetti, fusilli, pappardelle, tagiliatelle, linguine, dan ravioili, pengunjung mereka terus berkurang.
![]() |
Dilansir dari Dailymail (25/17), menurut Igures, seorang ahli anilisis di bidang ritel Mintel menunjukkan data penjualan pasta tahunan di Italia yang hanya mencampai 1 miliar ton pada tahun 2008. Jumlah tersebut terus menurun sejak saat itu.
Angka itu turun dari 908.100 ton pada tahun 2016, dan diprediksi akan terus jatuh penjualannya pada tahun 2021. Konsumsi rata-rata untuk orang Italia diperkirakan menurun dari 17,81 kg menjadi 14,11 kg pada periode yang sama.
Sebenarnya meski memiliki beragam jenis, pasta merupakan makanan yang terbuat dari tepung gandum durum yang dicampur dengan air dan telur. Kemudian dibentuk menjadi berbagai variasi. Hidangan ini sangat populer di dunia dan identik dengan negara Italia.
![]() |
Meningkatnya popularitas diet dan pola makan sehat yang mengurangi asupan karbohidrat dinilai menjadi penyebab utama penurunan penjualan pasta.
Menurut Jodie Minoto, salah satu analisis makanan dan minuman global di Mintel, banyak orang yang beralih dari pasta untuk menghindari kandungan gluten yang terdapat di dalamnya.
Hal ini juga didukung dengan data yang menunjukkan bahwa proporsi penjualan pasta bebas gluten di Italia naik. Semula jumlahnya 7% menjadi 33% di tahun 2016. (msa/odi)