Di Provinsi Phetchaburi, Thailand, seorang penjaja kaki lima berusia 60 tahun punya cara unik dan berbeda untuk menjual dagangannya "Solar Chicken". Sila Sutharat memakai sebuah dinding besar yang terdiri dari 1.000 cermin bisa dipindahkan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode masak yang tidak biasa membuat banyak orang kaget ketika pertama ia melakukannya.
"Mereka bilang saya gila, memasak ayam seperti ini tidak mungkin. Setelah beberapa lama, mereka berkata: 'Sebenarnya, kamu bisa melakukannya'," ujar Sila, seperti dikutip AFP.
![]() |
Itu terjadi karena reflektor matahari menghasilkan panas yang hebat. Mirip dengan oven. Hanya perlu 12 menit bagi ayam untuk matang sepenuhnya memakai pancaran sinar matahari.
Sebenarnya sudah 20 tahun terakhir Sila memanggang ayam dengan cara tak biasa. Tapi setelah video ia memasak dengan pantulan cahaya itu viral, orang-orang dari seluruh Thailand datang ke gerainya.
Menurut Sila, ia sudah memiliki ide tersebut sejak tahun 1997. Ketika itu ia terkena panas cahaya yang terpantul dari sebuah bus sedang lewat.
![]() |
"Saya pikir, dengan panas matahari yang terpantul di jendela, saya mungkin bisa mengubahnya jadi energi," kata Sila.
Ia sempat membandingkan hasil ayam dengan panggangan arang tradisional yang sebelumnya ia gunakan. Ternyata hasil daging lebih empuk dan matang merata.
Apalagi mengingat iklim tropis Thailand, membuat matahari jadi sumber energi bebas, bersih dan benar-benar ramah lingkungan.
"Pada saat itu, energi seperti bensin dan gas jadi lebih mahal dan pemasok juga kehabisan kayu untuk dijual. Saya pikir kalau saya menggunakan energi matahari, saya bisa menghemat banyak. Dan ini juga mengurangi polusi," kenangnya.
![]() |
Sila dan istrinya, Pansri, sekarang memasak sekitar 40 ayam tiap hari. Begitu juga beberapa olahan daging babi.
Salah satu pelanggan, Thanyarat Kaewpaleuk, mengaku suka dengan ayam buatan Sila. "Kami sudah makan di sini sejak lama. Rasanya enak. Ayamnya berlemak, tidak gosong dan tidak beraroma seperti panggangan arang yang bisa tercium pada dagingnya," ungkap Thanyarat. (msa/odi)