Tak Asal Asin, Kenali 5 Jenis Garam yang Umum Dipakai Memasak

Tak Asal Asin, Kenali 5 Jenis Garam yang Umum Dipakai Memasak

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Selasa, 09 Mei 2017 10:48 WIB
Tak Asal Asin, Kenali 5 Jenis Garam yang Umum Dipakai Memasak
Foto: iStock
Jakarta - Tak asal asin dan gurih. Garam juga punya beragam karakter dan gradasi rasa gurih tergantung dari asalnya.

Masakan harus diberi garam untuk memberikan rasa enak yang lengkap. Dengan makin banyaknya orang menjalani hidup sehat, maka asupan garam jadi fokus perhatian.

Jangan asal beli dan pakai garam, karena di pasaran banyak jenis garam. Masing-masing bisa memberikan rasa asin dan gurih berbeda, Gurih pekat hingga gurih enak mineral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum dari berbagai sumber, ini 5 jenis garam yang populer dipakai sebagai pemberi rasa asin dalam masakan.

1. Garam Yodium

Foto: iStock
Jenis garam ini paling populer dan banyak dijual. Dikenal dengan sebutan garam meja. Butiran garamnya halus sehingga mudah larut dalam masakan.

Garam ini dibuat di pabrik dengan tambahan yodium. Kekurangan yodium bisa sebabkan gangguan thyroid karena penting untuk dikonsumsi. Yodium disarakan dikonsumsi orang di atas 18 tahun, 150 cmg per hari.

2. Garam Kosher

Foto: iStock
Garam ini sangat penting buat orang Yahudi yang mengonsumsi makanan kosher. Berbentuk kepingan tipis dan memanjang/ Garam ini jenis garam alami yang tidak ditambahi mineral apapun.

Rasa asinnya tidak berbeda dengan garam biasa. Konsumsi garam ini dianjurkan untuk mengurangi asupan sodium. Kelebihan asupan sodium bisa memicu tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Konsumsi yang dianjurkan, kurang dari 2.300 mg per hari.

3.Garam laut

Foto: iStock
Garam tradisional ini dibuat dengan menjemur air laut sehingga terjadi endapan berkristal kecil. Garam ini tidak mudah larut dalam masakan.

Tetapi rasa asinnya lebih kompleks karena mengandung mineral. Seperti magnesium, kalsium, potassium, zat besi, zinc dan yodium.

Dalam pemakaian dianjurkan untuk ditambahkan sebelum dan sesudah masakan matang. Konsumsi yang dianjurkan 1 sdt per hari.

4.Garam rendah sodium

Foto: iStock
Makin banyaknya orang menderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, garam ini jadi populer. Garam ini mengandung potassium, sementara garam biasa kaya akan sodium.

Garam ini mengandung 80% lebih sedikit dari jumlah sodium pada garam meja. Pemakaiannya tentu sesuai dengan kebutuhan. Meskipun sementara orang menyebut rasa asinnya kurang kuat.

5. Pink salt

Foto: iStock
Garam Himalaya ini dikenal dengan sebutan 'pink salt'. Karena warna butiran garamnya kasar, semburat merah muda. Garam ini dikenal tinggi kandungan mineral. Dipercaya bisa mencegah kram otot.

Konsumsi garam ini bisa menjaga kestabilan pH dalam sel-sel tubuh. Selain dikonsumsi langsung, garam ini dipakai untuk mandi detoks.
Halaman 5 dari 6
(lus/odi)

Hide Ads