Sebagian besar orang saat diminta membayangkan kepiting atau lobster, mereka akan mencitrakan sajian bercangkang keras juga bercapit berwarna merah cerah.
Saat makhluk laut lezat ini tiba di piring sajian, mereka biasanya punya warna merah menyala. Padahal saat hidup di laut, sebagian besar berwarna cokelat, hijau lumpur, atau biru kusam. Mengapa warnanya berubah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat kepiting dan lobster hidup, pigmen tersebut disimpan dalam selaput tersembunyi di cangkang yang disebut crustacyanin. Pigmen terperangkap rapat di cangkang lobster dalam selaput sehingga tidak dapat mengalir bebas. Hal itu menjadikan kepiting tampak berwarna kusam biru tua atau hijau.
Pigmen ini bereaksi pada panas, bahkan saat dicelupkan dalam air mendidih, struktur kimia tubuh mereka berubah. Pigmen astaxanthin terlepas dari selaput crustacyanin mengubah sajian Anda bercorak merah delima yang sangat akrab.
![]() |
Namun tidak semua lobster berwarna merah saat dimasak. Ada lobster albino, tanpa pigmen sama sekali. Mereka jarang sekali ditemui dan tidak berubah warna saat dimasak, tetap putih keabu-abuan.
Mungkin Anda akan mengingat pelajaran sains ini saat duduk dengan sepiring kepiting lezat yang siap disantap. (ani/odi)