Restoran Otomatis 'Eatsa' Dituntut karena Menyulitkan Tuna Netra Saat Bersantap

Restoran Otomatis 'Eatsa' Dituntut karena Menyulitkan Tuna Netra Saat Bersantap

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 28 Mar 2017 15:18 WIB
Foto: San Francisco Gate/Mashable
Jakarta - Penggunaan teknologi canggih membuat fitur di restoran Eatsa serba otomatis. Tetapi hal ini rupanya dianggap menyulitkan para tuna netra.

Sejak awal didirikan di San Francisco, Eatsa ramai diperbincangkan karena mengusung konsep serba otomatis. Pemesanan menu, misalnya, dilakukan via iPad. Menu lalu muncul dalam lemari kaca lengkap dengan nama pemesan. Untuk mengambilnya, pemesan perlu mengetuk lemari kaca dua kali.

Menu-menu ini dibuat di dapur oleh chef yang bekerja sama dengan para robot. Tak heran, Eatsa disebut-sebut sebagai restoran canggih masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran Otomatis 'Eatsa' Dituntut karena Menyulitkan Tuna Netra Saat BersantapFoto: San Francisco Gate/Mashable

Namun bagi organisasi non profit yang membela kepentingan penyandang tuna netra, Disability Right Advocates, Eatsa perlu dituntut. Fitur maupun desain interior restoran dianggap tidak mengakomodasi tuna netra.

Dikutip dari Fox News (27/3), dalam tuntutan tertulis teknologi tablet untuk pemesanan menu sebenarnya bisa disesuaikan untuk tuna netra dan pelanggan dengan kemampuan penglihatan kurang. Namun Eatsa tidak melakukannya.

"Karena aplikasi mobile, tablet layar sentuh, dan lemari berpenanda visual Eatsa bergantung secara khusus pada tampilan visual. Restoran tidak menyediakan output audio atau input tactile (berkenaan dengan peraba) sehingga menyulitkan penyandang tuna netra," sebut tuntutan.

Restoran Otomatis 'Eatsa' Dituntut karena Menyulitkan Tuna Netra Saat BersantapFoto: San Francisco Gate/Mashable

Padahal teknologi aktivasi suara bisa digunakan via headset di tablet yang memungkinkan tuna netra mendengar instruksi atau pilihan menu yang tersedia. Tablet iPad juga bisa difungsikan dengan fitur zoom in pada teks untuk mempermudah melihat menu.

Tetapi gugatan yang melibatkan Americans With Disabilities menilai Eatsa telah menonaktifkan fitur ini. Dengan demikian, penggugat meminta agar restoran memberi ganti rugi untuk biaya pengacara dan proses hukum. Sekaligus memperbaiki fitur yang sudah ada.

Hingga berita ini ditulis, pihak Eatsa belum memberikan tanggapan resmi.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads