Ini 10 Mitos Soal Memasak yang Tak Perlu Diikuti (1)

Ini 10 Mitos Soal Memasak yang Tak Perlu Diikuti (1)

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 01 Mar 2017 13:48 WIB
Ini 10 Mitos Soal Memasak yang Tak Perlu Diikuti (1)
Foto: Thinkstock/iStock
Jakarta - Ada banyak mitos soal mengolah makanan yang diikuti banyak orang. Tetapi 10 hal ini tak usah dilakukan karena tidak tepat.

Saat memasak makanan di microwave, misalnya, banyak orang khawatir nutrisi makanan akan banyak terbuang. Faktanya microwave menjadi metode memasak yang disarankan karena meminimalisir hilangnya nutrisi makanan. Mitos-mitos memasak yang dirangkum MNN (15/2) berikut juga sebaiknya tak diikuti lagi.

1. Jamur tidak boleh dicuci

Foto: Getty Images
Beberapa orang tidak mencuci jamur karena khawatir jamur menyerap air, menggembung, lalu kehilangan rasa khasnya. Faktanya jamur perlu dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel di permukaannya. Tak perlu khawatir jamur kehilangan rasa khasnya karena jamur mengandung lebih dari 90% air. Sehingga jika mereka menyerap sedikit air, rasanya tak berubah.

2. Nutrisi makanan rusak jika dimasukkan microwave

Foto: Thinkstock/iStock
Microwave menawarkan kepraktisan saat mengolah makanan. Namun banyak orang khawatir proses ini merusak atau menghilangkan nutrisi makanan. Faktanya pakar makanan di Universitas Harvard mengatakan microwave lebih bagus dibanding rebus atau metode masak lainnya dalam hal mempertahankan nutrisi makanan.

"Metode masak yang paling bagus mempertahankan nutrisi makanan adalah metode masak yang cepat. Memanaskan makanan sebentar dengan menggunakan sedikit air. Microwave memenuhi dua kriteria tersebut," sebut sang pakar.

3. Rasa alkohol hilang saat dimasak

Foto: iStock
Wine atau bir kerap digunakan untuk memasak. Namun banyak orang berpikir penambahan alkohol ini sia-sia karena aroma maupun rasa alkohol hilang ketika dimasak. Tetapi jika metode memasak, suhu, durasi, serta jenis dan ukuran wajannya diperhatikan, penambahan alkohol tetap terasa pada makanan. Kadar yang disarankan berkisar 5-85%.

4. Minyak mencegah pasta lengket

Foto: iStock
Hampir semua petunjuk pasta kemasan menyarankan penambahan minyak saat merebus pasta. Hal ini kabarnya bisa mencegah lembaran pasta menempel dan air rebusan terlalu panas. Faktanya, penambahan minyak justru bisa merusak hidangan. Minyak akan menggenang di atas air sehingga saat ditiriskan pasta lebih licin. Akibatnya lagi pasta sulit menempel dengan saus.

Agar pasta tidak lengket, Anda tak perlu menambahkan minyak. Cukup usahakan air tetap mendidih dan seringlah mengaduknya. Letakkan juga sendok kayu di atas panci rebusan untuk mencegah air mendidih terlalu cepat.

5. Menyimpan kopi di kulkas

Foto: iStock
Menyimpan kopi di kulkas atau freezer tidak akan membuatnya lebih awet. Hal ini justru bisa menyebabkan kondensasi yang mengakibatkan perubahan rasa pada kopi. The National Coffee Association mengatakan cara terbaik menyimpan kopi adalah di dalam wadah kedap udara atau wadah keramik di tempat yang gelap dan dingin. Hindari menyimpannya di lemari dapur yang dekat dengan kompor gas atau oven. Area ini terlalu hangat.

Meski begitu, sebuah studi menemukan biji kopi yang ditaruh di kulkas partikelnya jadi lebih kecil sehingga rasanya lebih kuat. Kalau Anda mau mengikuti saran penyimpanan ini, tetaplah tempatkan biji kopi dalam wadah kedap udara sebelum menaruhnya di freezer.
Halaman 4 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads