Cabe habanero yang di Indonesia dikenal sebagai cabe gendot atau gendol dikenal karena rasa pedas menyengatnya. Cabe asal Yucatan ini banyak ditanam di daerah Bandung dan Dieng. Bentuknya bulat lonjong, gendut dengan ujung runcing. Warnanya merah oranye. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000-350.000 skala Scoville.
![]() |
Habanero bukan satu-satunya cabe pedas di dunia. Masih ada beberapa jenis yang memiliki rasa pedas yang membakar luar biasa. Para peneliti dari Cornell University telah berhasil mengembangkan cabe habanero dengan rasa segar, juicy dan renyah tetapi tanpa rasa pedas.
Dikenal dengan nama 'habanada'. Dikabarkan oleh foodbeast (14/2), nama habanaba berasal dari 'haba' diambil dari habanero sedangkan 'nada' berarti 'tidak'. Beberapa tahun silam, Dr. Michael Mazourek mengembangkan cabe ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Cabe ini dipamerkan di The World Food Expo di Milan. Kemudian mulai disajikan di restoran ternama tahun lalu, seperti Blue Hill Farm. Buat penyuka cabe bisa menikmati jenis cabe baru ini di restoran berbintang. Atau membeli bibitnya untuk ditanam sendiri.
Cabe ini cocok buat mereka yang suka rasa juicy fruity cabe habanero tetapi kurang suka pedas. Digambarkan spesies cabe ini sebagai cabe yang eksotik, floral dengan rasa cabe habanero tetapi tidak pedas.
Setelah disemai dan tumbuh setinggi 5-20 cm tanaman cabe harus cukup sinar matahari dan disiram merata. Pada usia 70 hari - 90 hari cabe akan berbuah dengan warna merah oranye yang menandakan rasanya sudah maksimal. Cabe bisa dipanen. (odi/odi)