Ada banyak cara untuk membantu kehidupan pengungsi. Restoran di Belanda ini memilih mempekerjakan para pengungsi Suriah sebagai pegawai.
Restoran Syr di Utrecht menyajikan aneka makanan Timur Tengah menggugah selera. Namun bukan menu restoran yang menjadikan Syr unik. Sebagian besar pegawai di sini adalah pengungsi Suriah yang membutuhkan bantuan.
Syr didirikan dengan dana sumbangan. Penggagasnya meyakini Syr mampu menarik perhatian masyarakat yang putus asa untuk menerima serta membantu pengungsi. Juga untuk mereka yang berprasangka pada multikulturalisme, jelas Anne Kwakkenbos yang merupakan salah satu anggota kelompok.
![]() |
Seperti halnya negara-negara di Eropa, Belanda juga jadi saksi mata atas meningkatnya jumlah masyarakat anti-imigran. Adapun saat ini sekitar 47.500 pengungsi berada di Belanda.
Bekerja sama dengan pengusaha restoran lokal Gijs Werschkull, penggagas Syr mulai mengumpulkan dana untuk pendirian restoran pada Februari 2016. Hanya selang 3 minggu, mereka mampu mengumpulkan 160.000 euro atau sekitar Rp 2,2 miliar.
Syr juga mampu menarik perhatian 70 relawan sehingga restoran bisa dibuka pada Juni 2016. Untuk mencari pegawai, Syr bekerja sama dengan badan dan organisasi lokal dalam mencari pengungsi yang sedang membutuhkan pekerjaan.
![]() |
Soal menu, Syr mengombinasikan menu Timur Tengah dan Eropa. Hummus, misalnya, disajikan dengan pastry muille feuille. Ada juga daging domba panggang yang disajikan dalam bun burger dengan daun mint dan saus yogurt.
Caesar Salad juga disajikan dengan gaya Suriah. Isiannya meliputi daging ayam panggang berempah, salad mesclun, croutons, delima, dan dressing sumac.
Kepada Independent (10/2), Kwakkenbos berujar, "Tentu kami mendapat beberapa komentar negatif tetapi kebanyakan orang tidak mengerti konsep serta bagaimana kami mendapat dana."
Kwakkenbos menambahkan, "Masalahnya banyak orang ingin mendengar cerita pengungsj, tapi kami harus berhati-hati karena mereka di sini untuk membangun hidup baru. Jika kami menceritakan kisah mereka, itu bukan tentang tujuan kami di awal."
Baginya Syr berusaha menunjukkan kekuatan yang dimiliki para pengungsi. "Setelah bekerja setahun dengan kami, mereka bisa mencari pekerjaan dan belajar memasuki bursa kerja reguler," tambah Kwakkenbos.
Jika diawal tim hanya berencana menjadikan Syr sebagai restoran pop up, pihaknya kini ingin restoran bertahan lebih lama. Ke depannya tim ingin mengadakan pelajaran pertukaran bahasa dan story-telling nights di Syr.
"Tiap kali saya berjalan ke Syr, ada atmosfer positif yang saya rasakan," pungkas Kwakkenbos.
(adr/odi)