Pedagang kaki lima yang memakai gerobak juga berjualan es dawet atau cendol. Minuman ini merupakan salah satu racikan minuman khas Jawa. Terdiri dari cendol kenyal, kuah santan, gula merah cair dan es batu.
Terdapat beberapa versi dawet yang dijajakan. Seperti dawet ayu dari Banjarnegara, dawet ireng asal Purworejo atau dawet Jepara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dawet Jepara tampil sedikit berbeda. Bahannya memakai tepung sagu aren. Seiring perkembangan, penjual dawet Jepara menambah topping lain seperti alpukat, durian, nangka hingga nata de coco.
Gerobak es dawet sendiri mudah ditemui di berbagai tempat. Biasanya penjualnya menetap di satu tempat. Tapi ada juga yang berkeliling dari pagi.
Salah satu penjual es dawet ayu yang kami temui di daerah Kemang mengaku berjualan dari pukul 10.00 pagi. "Jualannya bisa sampai jam 14.00 atau 16.00, tergantung habisnya," ujarnya.
![]() |
Ia membuat es dawet khas Banjarnegara itu sendiri. Dari pagi ia sudah meracik bahan penyusun es dawet. Seperti cendol warna hijau, santan dan gula merah dengan potongan nangka.
Rasa es dawet begitu segar. Makin nikmat karena ada aroma wangi gula merah bercampur nangka.
Meski bermodalkan gerobak, penjual itu menerima pesanan minimal 100 gelas. Satu porsinya dijual seharga Rp 5.000.
(adr/odi)