Cilok banyak dijumpai di Jawa Barat, khususnya Bandung. Nama cilok yang unik merupakan singkatan dari aci dicolok. Sebutan ini sesuai dengan bahan dan cara menikmati cilok.
Bahan utama cilok adalah tepung kanji atau aci dalam bahasa Sunda. Untuk membuat adonan cilok, aci dicampur tepung sagu dan terigu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tak hanya di Jawa Barat, cilok juga jadi jajanan favorit di Jakarta dan sekitarnya. Penjual cilok kebanyakan menjajakan dagangannya di gerobak.
Seperti penjaja cilok yang detikFood temui di kawasan Pejaten. Di stiker gerobak tertulis cilok "Turki" yang merupakan singkatan Turunan Kidul. Meskipun begitu, sang penjual mengatakan cilok berasal dari Tasikmalaya.
![]() |
Dalam dandang nampak bulatan cilok putih sedang dikukus. Penjual tinggal memasukkannya ke plastik bening sesuai pesanan pembeli. Dalam sehari ia bisa menjual 800 butir cilok.
Membeli cilok Rp 3.000, kami mendapat sekitar 6 butir cilok. Bumbunya bisa diracik sesuai selera. Ada sambal, kecap, bubuk asin, bubuk balado, dan bubuk cabai.
Menikmati cilok tentu paling asik dengan mencoloknya. Gunakan tusuk kayu untuk mencolok butiran cilok. Cita rasanya gurih dengan paduan bumbu meresap. Paling enak dimakan hangat-hangat. Nyammm! (lus/odi)