Sejak dua tahun lalu, layanan pengiriman paket bahan siap masak (ready to cook) muncul di Indonesia. Layanan ini bertujuan mempermudah kegiatan masak karena semua bahan telah disiapkan dalam takaran sesuai.
Penggunapun hanya tinggal mengikuti resep untuk membuat sajian praktis yang bernutrisi. Paket biasanya dikemas dalam satu kotak besar. Isiannya antara lain bahan makanan segar maupun setengah jadi seperti sayuran, daging, telur, bumbu, dan pelengkap masakan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Paket ini bisa dipilih berdasarkan porsi yang diinginkan. Misalnya untuk keluarga beranggotakan 2 orang, 4 orang, dan seterusnya. Menunya beragam tak terbatas pada hidangan lokal. Ada juga hidangan Asia dan Barat yang menggugah selera.
Tak perlu khawatir soal kesegaran, bahan-bahan siap masak ini dikemas dalam suhu dingin sehingga kesegaran bahan baku bisa sampai 12 jam. Kelebihannya lagi, takaran bahan yang pas bisa meminimalisir pembuangan sisa makanan.
Melihat kepopuleran layanan ready to cook, Chef Budi Lee memberikan pandangannya pada detikFood (2/1). "Sekarang orang mulai gemar masak di rumah lagi. Tapi banyak dari mereka tidak punya waktu untuk belanja. Keinginan membiat masakan rumah a la chef bisa diakomodir dengan layanan ini," ujarnya.
![]() |
Hal senada juga disampaikan Chef Yuda Bustara saat dihubungi detikFood (31/12). "Tren paket bahan siap masak ini menunjukkan pergeseran kalo sekarang orang-orang mau masak sendiri. Banyak orang mulai peduli dengan pola hidup sehat sehingga mulai mengurangi jajan," tutur chef yang juga berprofesi sebagai food stylist ini.
Keduanya berpendapat kepopuleran paket bahan siap masak juga ditengarai mahalnya harga makanan di Indonesia. "Sekarang banyak restoran yang mematok harga tinggi (overprice)," tutur Chef Budi.
Sementara Chef Yuda menilai harga makanan di Indonesia cukup mahal dibanding negara lain. "Saya rasa suatu saat akan ada momen dimana membawa bekal ke kantor adalah sebuah tren baru," pungkas Chef Yuda.
(adr/odi)