Nama Steby Rafael mungkin sudah tak asing bagi penggemar tayangan 'Chef Traveller' atau 'Food & Fashion' di Trans TV beberapa tahun lalu. Penampilan menarik, cara bicara luwes dan bakat memasak jadi daya tarik menyaksikan chef Steby di layar kaca.
Kini chef kelahiran Bandar Lampung itu muncul kembali dalam acara 'Makan Bersama' Trans 7. Ia juga menjadi Modena Chef, cooking ambassador produk Modena, untuk tahun 2016-2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat ditemui Detikfood di Modena Experience Centre akhir tahun lalu, chef Steby bercerita mengenai awal mulanya masuk ke dunia kuliner. Semua bermula dari hobi bermusik. Ia mengaku dulu tidak gemar memasak.
"Dulu cita-citanya jadi anak band. Awalnya masak, kerja di kitchen untuk beli gitar, bikin studio musik," ungkapnya.
Tahun 2005, chef Steby memilih langsung bekerja selepas SMA. Ia sempat menjadi helper di salah satu restoran di Jakarta. Selama dua tahun bekerja di sana, ia belajar banyak mengenai dunia masak. Seperti teknik memasak sampai pembuatan menu. Sampai akhirnya ia menjadi leader cook.
Untuk lebih memahami dunia tata boga, ia mengambil kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata ternama di Bandung. Di sela-sela kuliah, chef Steby membuat usaha rumah makan dengan sajian Indonesia.
"Saya sewa empat lantai di satu gedung. Buka restoran di bawah, di bagian atas untuk studio band. Jadi bikin rumah makan untuk biaya sewa satu gedung," kisah chef Steby yang sempat menjadi vokalis.
Tapi hobi bermusik tidak ia teruskan lagi. Fokusnya kemudian hanya untuk dunia kuliner. Ia sempat menjadi konsultan kuliner hingga pernah membuka bisnis katering.
"Dari kecil memang saya belum ada hobi masak. Tapi saya tertarik karena merasa tertantang. Selain itu, dunia masak itu benar-benar tidak ada batasnya. Jadi semua orang sebenarnya nggak ada saingan. Semua punya ciri khas masing-masing, gaya masing-masing. Dan menurut saya, ini merupakan profesi yang bagus, yang makin tua makin jadi," ujar chef berusia 29 tahun ini.
Titik tolak karirnya terjadi pada tahun 2013. "Sekitar tahun 2012-2013 saya sempat membantu jadi tim masak salah satu celebrity chef di Indonesia untuk eventnya di luar negeri. Celebrity chef itu kemudian diminta referensi teman chef untuk program di TV nasional. Saya akhirnya mulai berkarir di TV tahun 2013," tutur chef yang menguasai western cuisine, disamping hidangan China dan Indonesia.
![]() |
Selain menjadi pembawa acara tayangan televisi, chef Steby juga punya berbagai kegiatan off air. Seperti menjadi juri berbagai kontes masak, cooking demo dan mewakili beberapa produk.
Mengenai harapannya terhadap dunia kuliner, ia ingin Indonesia memiliki sebuah standar.
"Khususnya untuk kuliner Indonesia, di sini itu kurang ada standar. Kadang restoran bintang lima juga masih kekurangan standar. Harapannya ada restoran kaliber Michelin star di Indonesia. Jadi restoran satu dengan yang lain berlomba untuk menghadirkan kualitas terbaik bagi konsumen," sampainya.
Disamping itu, ia berharap pengetahuan akan kebersihan lebih diterapkan pada rumah makan maupun pedagang kaki lima. Meski begitu, ia mengakui sekarang kebersihan sudah lebih baik. Pasar juga sudah mulai bersih.
Bagi masyarakat, khususnya para ibu, chef Steby berharap mereka lebih memahami nutrisi seimbang. Sebab pengetahuan ini penting dalam menyajikan makanan sehat bagi putra-putrinya. (msa/odi)